Lurah Boleh Melebihi Gubernur, Dari Sisi Ilmu, Pengetahuan dan Wawasan, Bukan Gayanya
ARAHAN Pj Gubernur Sumsel berikan arahan kepada para Lurah se-Sumsel yang jadi peserta diklat di aula Putri Kembamg Dadar BPSDMD Sumsel, kemarin.-foto : agustina/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagai ujung tombak birokrasi pemerintahan, peran lurah sangat penting. Baik untuk melaksanakan program maupun menyelesaikan permasalahan masyarakat. Karena itu, lurah dituntut untuk memiliki ilmu dan punya kemampuan mumpuni serta inovatif.
Pj Gubernur Sumsel, Dr Drs H Agus Fatoni MSi mengatakan, penting untuk para lurah di Sumsel meningkatkan kapasitas diri mereka berkaitan dengan tugasnya sebagai aparatur sipil negara (ASN). Supaya mereka lebih tahu mengenai data dan permasalahan yang ada di wilayah masing-masing.
"Kegiatan Diklat/Bimtek Lurah se-Sumsel ini jadi ajang peningkatan kapasitas. Ini penting sekali dilakukan agar para lurah dapat menjalankan tugas dengan baik," katanya di Aula Putri Kembang Dadar Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Sumsel, Rabu (1/11).
Apalagi, dalam bimtek tersebut banyak sekali pengetahuan dan wawasan yang diberikan. Baik mengenai peraturan perundang-undangan, informasi dan pengetahuan lain. Termasuk motivasi dan peningkatan kepribadian.
"Lurah menjadi ujung tombak dalam pemerintahan, sama seperti kepala desa. Paling tahu kondisi masyarakat. Ketika lurah dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka berbagai persoalan bisa selesai," tutur Fatoni.
Misalnya, soal stunting. Lurah/kades harus tahu by name by address berapa orang di desa/kelurahannya yang alami stunting. Kemudian harus aktif dan inovatif. “Tiga dibagi, jadi orang tua asuh anak-anak stunting itu. Libatkan berbagai pihak, dengan begitu, selesailah stunting di kelurahan/desa tersebut,” bebernya.
Hal yang sama harusnya berlaku untuk penanganan kemiskinan ekstrem. “Kalau ini dilakukan di Sumsel, maka akan ringan pemerintahan dalam menjalankan tugas,” tambah Pj Gubernur. Untuk bisa melakukan itu, peningkatan kapasitas lurah jadi penting, sebagai bekal dalam melaksanakan tugas.
Fatoni menegaskan, para Lurah boleh berpikir seperti pejebat eselon, bupati maupun gubernur. Juga dari sisi ilmu, pengetahuan, dan wasasan. “Yang tidak boleh itu gayanya melebihi gaya gubernur. Jangan besak gaya, tong kosong nyaring bunyinya," tegas dia.
Karena itu, penting untuk para lurah memiliki ilmu, pengetahuan dan wawasan yang luas. Menjadi orang yang memiliki kepintaran, kecerdasan, kreatif dan inovatif. Kepala BPSDMD Provinsi Sumsel, Prof Dr H Edwar Juliartha SSos MM menambahkan, ada 74 lurah se-Sumsel yang jadi peserta diklat.
"Harapannya, ke depan para lurah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Mewakili pemerintah, hadir di tengah-tengah masyarakat dalam segala hal," pungkasnya. (tin)