Sambangi SPALDT Sei Selayur, Togu: Palembang Harus Memiliki Waterfront Refund yang Bagus
Foto bersama Kepala Bappeda Kota se-Indonesia usai tinjauan di SPALDT Sei Selayur.-FOTO: IST-
Usai pelaksanaan pertemuan Forum Kepala Bappeda Kota se-Indonesia, di hari yang sama (27/10) rombongan Kepala Bappeda Kota mengunjungi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT)
Sei Selayur Kecamatan Kalidoni yang baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo (26/10).
“Satu pengolahan limbah yang canggih yang berada di salah satu kota besar di Indonesia. tentunya SPALDT ini sangat bermanfaat bukan hanya bagi lingkungan kota tapi juga bagi masyarakat.
dari sini kita bisa sadar bahwa segala sesuatu itu bisa kembali ke bumi lagi,” ujar Togu Pardede, Direktur Pembangunan Daerah Kementerian PPN/Bappenas RI.
Seperti kita lihat tadi, tambahnya, dimana limbah dari rumah tangga maupun limbah dari restoran diangkut ke sini diolah sehingga menjadi air baku yang bisa kembali ke sungai. air ini tentunya tidak mencemari sungai musi.
“Saya ingin Sungai Musi itu memiliki Waterfront Refund yang bagus, supaya kita punya satu model kota sungai yang tertata asri. Apalagi sungai musi ini sudah terkenal di seluruh Indonesia yang dari dulu seperti itu saja tampilannya,” tukasnya.
Secara keseluruhan, Togu melihat pembangunan di Kota Palembang punya energi. “Adanya LRT yang lebih dulu ada daripada kota Jakarta, stadion megah, jalan tol yang kemarin baru diresmikan, termasuk SPALDT Sei Selayur. ditambah kotanya yang multi sosial karna banyak
budaya, misalnya bangunan peninggalan belanda, bangunan cina dan bangunan tradisional yang tetap lestari hingga saat ini,” tukasnya.
Senada, Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang sekaligus menjabat sebagai Ketua Forum Kepala Bappeda Kota se Indonesia, Ir. H. Harrey Hadi, MS., menambahkan, IPAL ini merupakan salah satu solusi dalam menanggulangi sampah cair dari rumah tangga, restoran maupun hotel.
“Sampah cair ini harusnya bisa tidak langsung keluar ke saluran drainase dan terbuang ke sungai yang membuat sungai tercemar,” bebernya. Oleh karena itu, sambung Harrey, bantuan hibah Pemerintah Australia bersama pemerintah Jokowi itu harapannya semua limbah domestik
di luar rumah industri ini bisa dikelola jadi sambungan rumah tangga, disedot kemudian dipompakan di sini diolah menggunakan teknologi yang tinggi sehingga nanti limbah yang keluar limbah padat yang akan dikeringkan menjadi kompos dan sebagainya.
“Selain jadi kompos, mutu kualitas airnya pun tidak lagi kotor ataupun berbau dan tidak merusak lingkungan. jadi limbah cair setelah keluar dari SPALDT ini sudah tidak lagi menjadi berbahaya bagi manusia,” tukas Harrey.
Sementara itu, Manager Operasional SPALDT Sei Selayur, Bongsu Siahaan, memyambut baik kunjungan yang dilakukan perwakilan Kementerian PPN/Bappenas dan juga Kepala Bappeda Kota se Indonesia. “Ini merupakan momen yang tepat untuk mensosialisasikan akan
pentingnya pengolahan limbah cair ini untuk Kota Palembang,” terangnya.