Kepala Desa jadi Kuncinya, BKKBN Ajak Cegah Stunting Mulai dari Hulu
Evi Silviani, S.Kom, MM. Foto : Kris Samiaji/sumateraekspres.id--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Ratusan kepala desa dari Kabupaten Musi Banyuasin mendiskusikan isu vital, yaitu ketahanan pangan lokal dan gizi sebagai langkah pencegahan stunting.
Diskusi berlangsung pada 29 Oktober 2023 di Ballroom Hotel The Zuri Palembang dalam rangka Seminar Nasional Kepala Desa Musi Banyuasin.
Acara tersebut melibatkan sejumlah narasumber ahli, termasuk Evi Silviani, S.Kom, MM, seorang Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya. Tema yang diusung sangat jelas, "Cegah Stunting Itu Penting, Kita Cegah Mulai Dari Hulu."
Evi Silviani menjelaskan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam percepatan penurunan stunting.
BACA JUGA:Stunting Turun di Bawah 13 Persen, Target Muba 2024
BACA JUGA:Mantap ! Dirjen Tegaskan Penangan Stunting dan Ketahanan Pangan di Muba Sangat Baik
Dalam rapat terbatas (Ratas) pada 28 Januari 2023, Presiden memerintahkan BKKBN untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen. BKKBN telah merumuskan tiga langkah kunci untuk mencapai tujuan ini: rencana aksi nasional, mekanisme dan tata kerja, serta pemantauan evaluasi dan pelaporan.
Evi menjelaskan, "Ini adalah langkah konkret yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar kerja BKKBN. Koordinasi efektif di semua tingkatan pemerintahan sangat diperlukan dalam upaya ini." Strategi BKKBN untuk menurunkan stunting, dengan acuan penurunan sebesar 14.33 persen, telah masuk dalam strategi nasional.
Tujuan utama dari upaya ini mencakup penurunan prevalensi stunting, peningkatan kualitas persiapan kehidupan berkeluarga, pemastian pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.
Ada lima strategi utama, termasuk peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di tingkat berbagai lembaga pemerintah, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, serta penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.
BACA JUGA:Lima Tahun Ke Depan PALI Diharapkan Zero Stunting
BACA JUGA:Pemimpin Cerdas! Begini Cara Pj Gubernur Sumsel Buka Wawasan Kepala Desa Muba Dalam Perangi Stunting
BKKBN telah merancang rencana aksi yang meliputi penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan calon pengantin/calon ibu, surveilans keluarga berisiko stunting, dan audit kasus stunting.
Dalam rangka pendekatan RAN (Revolusi Aksi Nasional), intervensi spesifik dan sensitif difokuskan pada program inkubasi yang mencakup kesehatan dan kecukupan gizi. Program ini melibatkan catin (calon pengantin), ibu hamil, ibu dalam masa interval, bayi, dan balita, serta mendukungnya dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih, dan bantuan sosial.