Pasien ISPA ‘Korban’ Asap Bertambah
--
Penderita ISPA ini kebanyakan anak-anak di bawah lima tahun atau balita hingga usia 15 tahun. Masyarakat diimbau untuk melindungi diri dari polusi asap dengan mengurangi aktivitas di luar rumah. Terutama bagi warga yang punya riwayat penyakit jantung dan gangguan pernapasan.
"Keluar rumah gunakan masker. Bagi yang punya keluhan, segera konsultasi ke dokter," imbuhnya. Di OKI, karhutla masih terjadi di Desa Jungkal dan Pangkal Jerambah. Tapi secara keseluruhan,titik api sudah jauh berkurang. Pemadaman terbantu dengan beberapa kali turunnya hujan.
Kepala Manggala Agni Daop XVII OKI, Edi Satriawan mengatakan, titik yang terbakar yakni di lahan gambut. "Karhutla berkurang, tapi kondisi air juga berkurang," terangnya.
BACA JUGA:Musi Run, Lebih dari Sekadar Lomba Lari
Pemadaman dilakukan oleh satgas darat. Tidak bisa lagi water bombing. “Satgas darat masih standby di lapangan sampai status bencana karhutla ini dicabut,” tambahnya.
Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin melalui Kabid Logistik dan Penanggulangan Bencana, Udayani mengungkapkan, hujan yang turun belum merata. Karena itu, karhutla memang sudah berkurang, tapi masih terjadi.
Jumlah hot spot Kamis lalu tercatat ada 232 titik. Pihaknya dapat informasi dari BMKG, hujan diprediksi turun mulai November. “Mudah-mudahan beberapa hari ke depan turun lagi hujan dengan intensitas lebat dan merata sehingga seluruh hotspot dan titik api habis,” imbuhnya.,
Terpisah, Kepala Dinkes OKI, H Iwan Setiawan SKM MKes menambahkan, jumlah kasus ISPA per Kamis (26/10) tercatat 105 kasus. Dengan rincian, anak di bawah 1 tahun enam kasus, anak usia 1-5 tahun 15 kasus dan usia di atas 5 tahun ada 84 kasus. Sebelumnya, pada Rabu (25/10) ada 68 kasus ISPA di OKI.
Polusi asap karhutla yang masuk wilayah udara Palembang memicu peningkatan kasus ISPA yang signifikan. Berdasarkan catatan Dinkes Palembang, pada pekan terakhir September 2023, tercatat ada 3.182 kasus ISPA
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dari Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan merinci, pergerakan jumlah penderita ISPA sudah terlihat sejak pekan ketiga September 2023.
Per 20 September lalu, kasus ISPA naik signifikan menjadi 9.948 dibandingkan pekan pertama September yang hanya berjumlah 4.375 kasus.
Sebagai perbandingan, total kasus ISPA Januari-September 2023 ini hampir menyamai periode yang sama tahun lalu.
Secara total, penderita ISPA sembilan bulan terakhir di tahun ini sudah 14.960 orang. Belum termasuk sepanjang Oktober 2023. Sedangkan tahun lalu, Januari-September 2022 ada 15.639 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar mengatakan, pihaknya menyiapkan 30 ribu masker untuk dibagikan kepada masyarakat. Diakuinya, junlah penderita ISPA alami peningkatan. (*/dik/uni/yun/)