Sulit Dijangkau Jadi Alasan
Sementara di Lahat, Pasar Kangkungan yang selama ini tak digunakan akhirnya dimanfaatkan sebagai lokasi cabang olahraga (cabor). Pengalihfungsi pasar ini tentu lebih bermanfaat dari pasar dibiarkan jadi bangunan kosong.-Foto: Agustriawan/sumeks-
Sejumlah pasar di daerah ternyata masih banyak yang terbengkalai. Banyak penyebab bangunan yang menelan biaya cukup banyak ini enggan ditempati penjual. Tetapi ada juga bangunan pasar yang akhirnya dialihfungsikan.
DI OKI, tepatnya di Kayuagung ada eks Pasar Kedomongan yang sudah sudah 10 tahun tak digunakan. Dulunya memang aktivitas jual beli dilakukan di pasar ini. Tetapi setelah Gedung Shoping dibangun pasar ini tak lagi digunakan.
Saat ini pasar tersebut pun beralih fungsi. Pasar yang seyogyanya sebagai tempat jual beli kini dijadikan lokasi meletakkan perahu maupun barang bekas warga sekitar. ‘’Dulu saat dibuka pasar ini cukup ramai. Karena jualannya lengkap,’’ ujar Eka, warga.
Bahkan, dulu pernah digelar pasar malam. Tempat itu kalau musim banjir tiba digunakan untuk tempat cuci mobil atau motor karena air menggenangi hingga lokasi eks pasar pagi.
Kepala Dinas Perdagangan OKI, H Alamsyah melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Rasyid mengaku tak ada pasar yang terbengkalai. Semuanya berfungsi. ‘’Bahkan saat ini banyak dibuka kalangan di desa-desa yang sangat membantu masyarakat untuk lebih dekat melakukan transaksi jual beli,’’ ujarnya.
Lain lagi dengan kondisi pasar di Lahat. Sebelumnya bangunan lama pasar kangkungan, Kelurahan Kota Jaya, Lahat yang sebelumnya tak terpakai kini sudah disulap. Saat momen Porprov 2023 Sumsel di Kabupaten Lahat, bangunan pasar ini menjadi venue cabor hockey, tae kwon do dan bola tangan.
Pasca Porprov saat ini, venue tersebut juga telah menjadi pusat latihan cabor- cabor tersebut. Ketua Persatuan Hockey Indonesia (PHI) Lahat Lahat Drs H Ahmad Subardi mengatakan, lapangan itu permanen untuk lapangan olaraga Bola tangan, tae kwon do dan Hockey. "Kami hanya terima kasih kepada Bupati Lahat yang sudah mengupayakan pembangun lapangan hockey sehingga kami bisa latihan semaksimal mungkin," ungkap Ahmad Subardi.
Dikatakan, lokasi bekas Pasar Kangkungan sudah sangat bagus, dijadikan venue. Lantaran berada di pusat kota. Diketahui sebelumnya, pasar kangkungan kurang diminati pedagang dan pembeli.
Akibatnya pasar tersebut tak terpakai sejak beberapa tahun lalu. Kurang diminatinya, lantaran tak jauh dari pasar kangkungan juga ada pasar PTM yang jaraknya hanya sekitar 300- 500 meter. PTM sendiri selain jadi pasar sayur, buah, lauk pauk, juga ada toko sembako. Sehingga pembeli bisa terpusat melakukan tranksaso untuk memenuhi kebutuham sehari- hari dipasar tersebut.
Di Oagn Ilir ada juga bangunan pasar yang terbengkalai. Bangunan kios di lantai dua pasar Indralaya sudah sejak awal covid atau sekitar 3 tahun terakhir terbengkalai. Hanya 2-3 kios lantai atas dari ratusan yang masih ditempati oleh pedagang pasar. Selebihnya memilih berjualan di kios bagian bawah. Meskipun bagian lantai bawah sudah penuh sesak, pedagang masih enggan menempati kios atas.
Pengelola pasar Indralaya, Faikar menjelaskan pihaknya bersama disperindagkop UMKM masih melakukan sosialisai ke para pedagang. "Kita terus sosialisasi agar pedagang mau nempati kios yang diatas. Membujuk pedagang itu tidak mudah, banyak alasan mereka sepi segala macam. Tapi tetap kita himbau untuk nempati kios di lantai atas," sebutnya.
Alasannya, pengunjung pasar enggan naik ke lantai atas. Lebih memilih berbelanja di bagian bawah, jadi lebih sepi. Total ada sekitar 260 kios di pasar Indralaya. Sedangkan 130 kios diantaranya di lantai atas dibiarkan kosong oleh pedagang.
Sesuai dengan perda, biaya sewa kios di pasar Indralaya senilai Rp90 ribu per bulan. Sedangkan untuk lapak pedagang Rp2 ribu per hari. Selama kios tidak ditempati, pedagang tidak membayar sewa.
"Sebenarnya itu bangunan hak pemda, tapi pedagang merasa dari awal itu punya mereka. Kalau diambil alih paksa pasti ribut, kami lebih berupaya agar mereka mau berjualan di atas lagi," ujarnya.