https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Perbanyak TPS 3R hingga Bangun PSEL

HAMPIR semua perkotaan di Indonesia, termasuk Palembang menghadapi persoalan sampah yang rumit. Total produksi sampah dari rumah tangga maupun industri di Palembang mencapai 1.000-1.200 ton per hari, sementara yang diangkut sekitar 800 ton ke TPA Sukawinatan maupun Karyajaya. Tak heran jika kondisi TPA sudah menggunung dan over kapasitas, bahkan ditaksir sudah mencapai lebih dari 300 ribu ton sampah.

Tapi hingga kapan limbah itu tertampung di TPA, jangan sampai seperti kejadian longsor TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 yang merenggut korban lebih dari 100 jiwa. Masalah ini harus diantisipasi bersama supaya limbah bisa tertangani dengan baik, salah satunya dengan memperbanyak TPS 3R yang ada.

“Saat ini kita baru memiliki sekitar 21 TPS 3R di Kota Palembang, akan kita tambah menjadi 107 TPS 3R di semua kelurahan yang ada, tapi ya kita kerjakan secara bertahap,” kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda beberapa waktu lalu. Dikatakan, TPS 3R diperlukan supaya sampah perkotaan dapat diolah sejak dari sumbernya, sehingga sampah yang masuk TPS dan TPA tidak terlalu banyak lagi hingga melebihi kapasitas, atau yang masuk hanya limbah tak dapat diolah.

Selain itu, kata dia, TPS 3R juga memberi keuntungan bagi masyarakat sekitar karena mereka bisa menjual sampah, begitupula TPS 3R bisa mendapatkan hasil dari mengolah limbah menjadi pupuk organik maupun bahan baku plastik. “Artinya lingkungan kita terjaga, masyarakat menjadi lebih berdaya, dan ekonominya menjadi lebih sejahtera,” cetusnya.

Untuk sampah yang overload di TPA, Pemkot Palembang juga tengah mencari solusi lewat rencana pembangunan megaproyek PSEL (Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik) atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di wilayah Keramasan dekat TPA Karyajaya dengan lahan seluas 8 hektare. “Proyek ini hasil kerja sama Pemkot Palembang dan investor PT Indo Green Power dari China, dengan sistem Build Own Operate (BOO) 20 tahun,” ujar Kepala DLHK Kota Palembang, Dr Akhmad Mustain SSTP MSi.

Ditarget groundbreaking-nya terlaksana pada April-Mei 2023. Saat ini masih proses analisis dampak lingkungan (amdal) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI. “Pembahasan amdal secara maraton, terakhir sudah masuk persetujuan teknis limbah cair,” tuturnya. Diperkirakan, kata dia, pembangunan proyek senilai Rp2,1 triliun ini membutuhkan waktu sekitar 18 bulan dan diprediksi bisa beroperasi pada Desember 2024.

PSEL ini merupakan proyek pembangunan strategis nasional, berdasarkan Perpres Nomor 35/2018 tentang percepatan pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. Ada 12 kota menjadi pilot project PSEL di Indonesia, yakni Palembang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Semarang, Surakarta, Manado, Makasar, dan Denpasar.

“Khusus PSEL Palembang mampu mengolah 1.000 ton sampah dan menghasilkan listrik sebanyak 20 megawatt (MW) per hari sesuai kapasitasnya. Nanti PT Indogreen Power sebagai pengembang akan menjual listriknya ke PT PLN (Persero) seharga Rp13,35 sen per kWh sesuai ketetapan Perpres,” tutup Mustain. (fad/) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan