Modifikasi Cuaca Diperpanjang Lagi

PEKAT : Kabut asap di Kota Palembang masih cukup pekat, sehingga upaya modifikasi cuaca dirasa tetap perlu dilakukan. Foto : Budiman/Sumeks--

PALEMBANG  - Hotspot di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan pesat. Bahkan pada Selasa (17/10), titik panas di Sumsel mencapai 1.044. Jumlah itu meningkat dibanding beberapa waktu terakhir.

 

Demi mengantisipasi peningkatan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Sumsel akan kembali memperpanjang Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumsel.

 

Hal tersebut diungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, M Iqbal Alisyahbana, kemarin. "Iya terjadi peningkatan hotspot," katanya, kemarin.

 

Dikatakan, saat ini titik panas yang ada di Sumsel berjumlah 1.044. Kabupaten Ogan Komering Ilir paling banyak mencapai 599 titik, disusul titik panas di Banyuasin 127 titik panas, selebihnya menyebar di Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara dan Ogan Ilir.

 

"Titik panas meningkat akibat dari cuaca yang sangat panas dan kering, juga hujan yang belum merata," kata Iqbal.

 

Ia menjelaskan penanganan karhutla yang dilakukan di Sumsel terus dilakukan secara maksimal.

 

Personil pemadam karhutla terus ditambah dan menyasar ke daerah-daerah yang lahannya terbakar seperti di OKI, Muba, Banyuasin dan Ogan Ilir.

 

"Dari data statistik kejadian karhutla di tahun 2015 dan 2019 dan dibanding tahun 2023 mengalami penurunan. Artinya ini menandakan penanganan karhutla tahun 2023 cukup berhasil dibanding tahun-tahun sebelumnya," jelas Iqbal.

 

Karena itu juga, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk kembali memperpanjang Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumsel.

 

"TMC seharusnya berakhir hari ini (kemarin, red). Namun kita sudah meminta serta berkoordinasi, dan BNPB setuju dilakukan perpanjangan masa operasi TMC hingga 24 Oktober nanti," jelasnya.

 

Perpanjangan TMC ini mengingat karena perkiraan BMKG dimana potensi awan penghujan masih cukup besar.

 

"Karenanya TMC akan terus diintesifkan dan dimaksimalkan di area Sumsel. Harapan kita potensi awan penghujan ini bisa benar-benar turun hujan dan daerah yang terbakar dan kering bisa tersapu hujan," kata dia.

 

Dengan begitu, kata Iqbal, titik panas bisa menurun pesat dan kebakaran lahan segera padam. Diakuinya, untuk sekali penyemaian (sorti), pesawat TMC bisa menebar 1.000 kilogram garam.

 

"Sekali sorti itu 1.000 kilogram atau 1 ton garam. Dalam satu harinya, bisa dilakukan 1 hingga 3 kali sorti tergantung dari potensi awan hujan yang ada," pungkasnya. (yun)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan