Integrasi Moda dari Stasiun LRT Ampera

MELINTAS : LRT melintas di rel depan Jembatan Ampera. Ke depan, Pemerintah mengembangkan kawasan seputar stasiun salah satunya Stasiun Ampera sehingga bisa lebih ramai, menjadi sentra UMKM, dan lokasi integrasi moda. Foto : EVAN ZUMARLI/SUMEKS--

PALEMBANG -  Pemanfaatan LRT Sumsel sebagai moda transportasi di Kota Palembang terus dimaksimalkan. Salah satu dengan meramaikan kawasan stasiun LRT yang ada seperti Stasiun Ampera, dimana waktu dekat kawasan itu akan dikembangkan sedemikian rupa supaya dapat memberikan manfaat yang maksimal. 

“Dari LRT Stasiun Ampera, terutama di bagian bawahnya akan ditata sedemikian rupa agar memberikan dampak yang signifikan. Tapi konsep pembangunan sejauh ini masih dalam proses visibility,” ujar Sekda Provinsi Sumsel, SA Supriono di sela-sela Kick Off Pengembangan LRT Ampera di Hotel Aryaduta, Jumat (13/10). 

Dikatakan, secara manfaat keberadaan Stasiun LRT Ampera ini belum optimal. Oleh karena itu secara berkala perlu ditingkatkan melalui penataan bagian bawah LRT Stasiun Ampera. “Konsep pengembangannya masih dipersiapkan yang terbaik.

Bahkan nantinya tak hanya melibatkan pihak pemerintah dan BUMN/BUMD, juga dari pihak swasta. Adapun anggaran pengembangan LRT Stasiun Ampera berasal dari Amerika," lanjutnya. 

Tentu nantinya dari stasiun ini juga terintergrasi setiap angkutan yang ada di Kota Palembang. “Pengembangan kawasan stasiun LRT juga untuk meningkatkan income masyarakat dan memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini pun bisa menjadi wajah Kota Palembang dalam proses integrasi moda transportasi,” bebernya. 

Integrasi moda transportasi diharapkan membuka akses ekonomi, sekaligus percontohan dan wajah Kota Palembang dalam bidang transportasi. Pengembangan ini juga menjadi pembuka pintu investasi di Sumsel dalam sektor transportasi. “Semoga saja hal ini dapat cepat selesai dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," terangnya. 

Perwakilan Millenium Challenge Account-Indonesia (MCAI), Dodi Miharjana menjelaskan proyek ini sebagai upaya percepatan pembangunan di Sumsel terutama di sektor transportasi.

Oleh karena itu, ke depan pembangunan kawasan tak hanya dari pemerintah semata, juga melibatkan seluruh stakeholder terkait di Sumsel dan Palembang khususnya. 

Di sisi lain, pengembangan ini juga memiliki arti penting dalam mempercepat integrasi dan perekonomian masyarakat terutama di sekitar LRT Stasiun Ampera yang notabene berada di pusat ekonomi Kota Palembang.

"Ini harus terus didorong dan diselesaikan. Di sisi lain, keberadaan LRT juga menjadi penunjang pergerakan ekonomi di Tanah Air terutama Kota Palembang. Diharapkan hal ini menjadi titik integrasi moda angkutan atau transportasi di Palembang," pungkasnya.  

Sementara, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang sendiri mencatat jumlah penumpang LRT Sumatera Selatan mencapai 1,88 juta orang pada periode Januari-28 Juni 2023.

Manager Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti menjelaskan, rata- rata harian jumlah penumpang LRT sebanyak 10.535 orang. Ada tiga stasiun yang paling ramai penumpang, yaitu Stasiun Asrama Haji, Stasiun DJKA, dan Stasiun Bumi Sriwijaya.

Untuk mendukung konektivitas LRT Sumsel serta memberikan kemudahan dan memaksimalkan keterjangkauan LRT Sumsel bagi masyarakat. Dilakukan dengan melengkapi integrasi antarmoda dengan mengoperasikan angkutan pengumpan Musi Emas (feeder).

Saat ini ada tujuh koridor angkutan pengumpan LRT Musi Emas dan akan bertambah secara bertahap. Yaitu Stasiun LRT Polresta - via kompleks OPI, Stasiun RSUD-via Sukawinatan, Stasiun LRT Asrama Haji - via Talang Betutu, Stasiun DJKA via Terminal Pasar Plaju, Kamboja - Bukit Siguntang via Stasiun LRT Demang, Talang Kelapa - Talang Buruk via Asrama Haji, dan Asrama Haji - Sematang Borang via Jalan Nurdin Panji. (afi/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan