Tak Kerjakan Skripsi Diganti Proyek Riset
PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID– Pandangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengenai skripsi tak lagi menjadi syarat utama lulus kuliah mendapat pro-kontra di kalangan pendidikan. Namun Universitas PGRI (UPGRI) Palembang telah menyiaplan berbagai skenario menjawab berbagai ketakutan mahasiswa.
Rektor UPGRI Palembang, Prof Dr H Bukman Lian MM MSi CIQar menjelaskan beberapa hal. Menurutnya, skripsi menjadi salah satu opsi bagi kelulusan mahasiswa jenjang sarjana. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mendikbud Ristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi.
“Yang dimaksudkan dengan adanya opsi selain skripsi, pemerintah memberi kebebasan bagi kampus merancang metode kelulusan mahasiswa,” ujarnya pada pelatihan membuat tesis di Gedung Perpustakaan, akhir pekan lalu.
Ia menegaskan mahasiswa boleh tidak mengerjakan skripsi, asalkan bisa menggantinya dengan proyek riset atau karya-karya lain yang nilainya setara tugas akhir. “Kalau memang proyek itu memang mahasiswa yang mengerjakan dengan riset, dilanjutkan laporan dan secara bertahap diakui. Sudah ada pengakuan baru boleh dikatakan proyek riset sebagai pengganti skripsi,” tegasnya.
Bukman mengatakan setelah semester tujuh mahasiswa boleh memilih. Opsi selain skripsi prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis, baik secara individu maupun kelompok. “Bisa juga kegiatan ilmiah lainnya termasuk membuat buku. Kalau menulis dengan mengumpulkan karya-karya itu bukan riset. Pengganti skripsi ya harus riset,” katanya lagi.
Begitu pula program magister wajib diberikan tugas akhir dalam bentuk tesis, prototipe, proyek, atau bentuk tugas lainnya yang sejenis. Untuk program doktor, wajib diberikan tugas akhir dalam bentuk disertasi, prototipe, proyek, atau bentuk tugas lainnya yang sejenis. “Insya Allah tahun 2024 kita mulai terapkan. Dengan mengubah peninjauan kurikulum, harus disepakati dulu dengan stakeholder dan masyarakat, maunya yang mana. Kalau mahasiswa silahkan memilih,” tegasnya.
Sementara Plt Direktur Pascasarjana, Dr Syaiful Eddy MSi CIQnR mengungkapkan pelatihan tesis untuk program Pascasarjana ini merupakan upaya UPGRI untuk percepatan kelulusan. “Kita punya target supaya mahasiswa selesai tepat waktu. Lewat pelatihan ini otomatis mereka dapat terlatih dan paham. Kalau semester 2 itu harusnya proposalnya sudah selesai, tinggal semester 3 melanjutkan penelitian,” jelasnya.
Ia menambahkan pelatihan penulisan tesis mahasiswa semester ganjil tahun akademik 2023/2024 dikuti 122 peserta. Terdiri dari prodi Bahasa Indonesia 8 peserta, Pendidikan Bahasa Inggris 13 peserta, Manajemen Pendidikan 101 orang. "Diharapkan mahasiswa bisa menyelesaikan tugas tesisnya dengan baik," tandasnya. (nni/fad)