https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tangani dari Hulu ke Hilir

*PLTSa dan TPST Harus Cepat Jalan

PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Sampah menjadi salah satu persoalan atau isu stategis yang harus dituntaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Maklum produksinya sendiri mencapai 1.000-1.200 ton sehari sementara yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya berjumlah 800-900 ton per hari. Terkait itu, Pemkot sebenarnya sudah memiliki wacana penyelesaian persoalan sampah dari hulu-hilir sejak lama melalui pembangunan Incenerator (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah/PLTSa) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi menjelaskan perencanaan penuntasan permasalahan yang dihadapi Kota Palembang sebenarnya sudah ada tahapannya dan saat ini sedang berjalan, seperti penyelesaian sampah dari hulu ke hilir (hilirisasi). “Itu sedang on progress. Sampah Palembang ini 1.200 ton per hari. Ada investasi swasta melalui Perpres dan Palembang menjadi kota pilot project untuk pengolahan sampah dengan sistem incenerator atau pengolahan sampah dibakar menjadi listrik," jelasnya, kemarin.

Melalui sistem hilirisasi sampah ini, minimal seribu ton sampah terbakar per hari, artinya  timbulan sampah yang dapat terselesaikan dari ini mencapai 1.000 ton setiap harinya. "Sisa yang tidak masuk incenerator dikelola di bagian hulu. Kota Palembang telah mendapatkan hibah dari Kemendagri senilai Rp101 miliar untuk pengelolaan sampah. Dengan syarat Kota Palembang menyiapkan lahan minimal 4 hektare," katanya. Penyelesaian di hulu ini berupa TPST yang akan dibangun di TPA Sukawinatan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Ahmad Mustain mengatakan Palembang merupakan salah satu kota yang mendapat hibah dari Kemendagri. Selain Palembang, ada Malang dan Balikpapan yang  mengintegrasikan TPA dengan TPST.

"TPST dapat mengolah 150 ton sampah perhari. Sistem TPST ini dimulai dengan memilah sampah, barang plastik dimanfaatkan, sampah organik untuk kompos dan pakan margot, yang memang bisa menjadi RDF ke Semen Baturaja. Rencananya akan dijual," jelasnya.

Dikatakan, total hibah rencana pembangunan TPST infrastruktur dan lainnya Rp100 miliar lebih atau tepatnya sekitar Rp101  miliar. "Palembang membangunnya, nanti dananya diganti, mulai dari dokumen kajian, FS (feasibility study) dan DED ini termasuk yang diganti dananya," jelasnya. Memang saat ini pembangunan sekarang masih proses kajian, tapi diharapknya prosesnya dapat cepat dilakukan.

"Kemendagri berharap Oktober 2024 berjalan. Kapasitasnya kecil jadi diharapkan dapat segera beroperasi," ujarnya. Namun untuk TPST Sukawinatan ini rencananya mengolah sampah yang berasal dari Kecamatan Sukarami dan AAL saja lantaran kapasitasnya tidak terlalu besar. "Untuk 16 kecamatan lagi akan diolah di PLTSa Keramasan yang kapasitasnya lebih besar mencapai 1.000 ton per hari," pungkasnya. (tin/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan