Menkes: Stunting Sumsel Turun 5 Persen

Hasil Survei SSGI Tahun 2022

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, Rabu (25/1). Dikatakan, saat ini semua negara tengah berkompetisi di berbagai bidang. Untuk memenangkan persaingan tersebut, Jokowi menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

“Di ASEAN sendiri, kelihatannya kan rangkul-rangkulan, salam-salaman tapi sebetulnya juga sama berkompetisi. Saling berebut investasi, saling berebut teknologi, semua negara. Dan, kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas, SDM unggul, SDM yang berkualitas,” ujarnya, di auditorium kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur.

Karena itu, Jokowi meminta BKKBN untuk menjalankan tugas dengan baik dalam membangun keluarga berkualitas dan menjaga keseimbangan pertumbuhan. Mengingat pentingnya SDM berkualitas. “Tugas BKKBN tidak mudah, membangun sebuah keluarga yang berkualitas tidak mudah. Tapi saya meyakini 1,2 juta penyuluh yang ada di BKKBN plus pendampingnya mampu melakukan itu,” ucapnya. Baca juga : Bantu Tekan Stunting,  Bagikan Kacang Ijo

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, melaporkan pencapaian BKKBN dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat fertilitas total atau total fertility rate (TFR). Ditargetkan sebesar 2,1 pada 2024 mendatang.   “Tapi dari berbagai hasil pendataan dan juga survei, menunjukan bahwa hari ini angka itu sudah mendekati 2,1,” paparnya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, juga memaparkan angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen. Turun dari 24,4 persen tahun lalu, berdasarkan survei  Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. “Kalau mau mengejar (target) 14 (persen), artinya mesti turun 3,8 (persen) dua tahun ke depan. Tahun ini mesti 3,8, tahun depan mesti 3,8,” kata Budi.

Budi juga berterima kasih kepada gubernur, bupati dan wali kota, karena penurunan ini terjadi di masa pandemi Covid-19, bukan di masa normal. Sehingga tahun ini, diyakininya bisa lebih baik lagi turunnya. "Khususnya ini di beberapa provinsi. Seperti Sumatera Selatan, Kaltara, Kalsel, Batam (Kepri), Riau, itu turunnya 5 persen. Jadi saya ucapkan selamat untuk provinsi-provinsi itu, " ucapnya. Baca juga : Pangan Mandiri, Zero Stunting dan Kulit Sehat Buat Ibu

Gubernur Sumsel H Herman Deru, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat dan juga seluruh jajaran di Pemprov Sumsel, yang terus melakukan kolaborasi dan koordinasi untuk menurunkan stunting di Sumsel. “Kita bersyukur dari hasil SSGI terbaru, angka stunting di Sumsel turun signifikan. Ini tentunya adalah keberhasilan dari kita bersama. Dan ini menjadi acuan bagi kita untuk bisa mencapai angka stunting yang ditargetkan Presiden RI,”katanya.

Pihaknya berkomitmen dalam upaya menekan dan menurunkan angka stunting di Sumsel, sejak awal menjabat hingga saat ini. Stunting menjadi salah satu perhatian.  Dikatakan, pencegahan stunting dilakukan untuk memperbaiki generasi ke depan menjadi generasi sehat dan cerdas.

Menurut Deru, upaya ini memang perlu didukung sinergi dari semua pihak. Mulai dari pemerintah provinsi, pemkab/pemkot, hingga pemerintah desa. “Upaya percepatan penurunan stunting juga perlu dikawal dengan baik, agar target yang telah ditentukan dapat terlaksana dengan baik. Salah satunya dengan mengevaluasi secara berkala peningkatan pelayanan yang ada, sehingga hasil yang didapatkan lebih terukur efektif dan efisien,” ulasnya. Baca juga : Cegah Stunting Butuh Kekompakan 

Ditegaskannya, kerja paling utama dari tim penurunan stunting adalah mengetahui data akurat, membuat regulasi yang mengacu pada landasan hukum dari Peraturan Presiden. Tim percepatan penurunan stunting yang sudah dibentuk oleh Sumsel, memiliki tugas pokok yaitu mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen, dan terintegrasi, dengan melibatkan lintas sektor di Provinsi Sumsel.

“Provinsi Sumsel berkomitmen untuk menurunkan stunting, terlebih sebelumnya juga sudah terlebih dahulu dikukuhkan TPPS Sumsel,” tutur Deru, usai mengikuti Rakornas tersebut secara virtual dari Command Center Pemprov Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, dr H Trisnawarman MKes, menambahkan Sumsel berhasil menurunkan angka stunting pada tahun lalu, dan masuk dalam tiga besar daerah yang berhasil menurunkan angka stunting dengan sangat signifikan. “Dari 24,8 persen di tahun 2021, menjadi 18,6 persen di tahun 2022. Atau turun 6,2 persen. Jauh di atas capaian nasional, yang 2,8 persen. Tentu ada langkah-langkah terobosan yang berhasil dilakukan oleh Sumsel" ujarnya.

Pemprov Sumsel menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada 2024. Berbagai langkah akan dilakukan. Mulai dari promotif preventif untuk pencegahan, mulai dari remaja putri, pernikahan cukup umur, kehidupan 1000 hari pertama hingga bayi lahir diberikan asupan gizi baik. "Jadi pencegahan stunting sebelum pernikahan pun sudah dilakukan. Stunting ini penting dihilangkan, karena mengancam kehidupan generasi selanjutnya," tegasnya. (nsw/yun/air/)

https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan