Kompak Angkat Zero Konflik

*Letjen Agus Suhardi - Muhammad Fariz

Palembang , SUMATERAEKSPRES.ID- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya, Kamis petang (14/9), menguji dua calon program doktoral dalam seminar proposal penelitian dan disertasi.

Kedua calon doktor yang memaparkan hasil kajiannya adalah Muhammad Fariz serta Letjen TNI Agus Suhardi.

Keduanya memaparkan proposal penelitian di Gedung FISIP Unsri, Bukit Besar Palembang.

Hasilnya kedua mahasiswa program doktoral tersebut dinyatakan bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

Adapun tim penguji antara lain merupakan Promotor Prof Dr.Kgs M Sobri. M.Si., Co Promotor I Dr Andries Lionarso, M.Si, Co Promotor II Prof Dr Sriati, MS, dengan Anggota Penguji Prof Dr Alfitri, Prof Waspodo, Dr Abdul Najib, Dr Raniasa Putra, dan Dr Sena Putra Prabujaya. Letjen TNI Agus Suhardi, dalam penyampaiannya kepada koran ini mengatakan adapun proposal penelitian disertasi yang dikemukakan adalah model pencegahan konflik di era teknologi informasi dengan pendekatan techno kultur untuk mempertahankan zero konflik.

Dijelaskan Agus Suhardi,  jika dirinya dapat melanjutkan program selanjutnya. "Disertasi saya untuk membuat atau merumuskan dimana mempertahankan zero konflik di Sumsel.

Dengan pendekatan teknologi dan budaya. Dengan kemajuan teknologi saat ini kami mencoba untuk meneliti bagaimana mempertahankan zero konflik yang ada di Sumsel," terang jenderal bintang tiga ini.

Sedangkan Muhammad Fariz dalam seminar proposal penelitian disertasinya yakni model pengelolaan sport tourism  berbasis collaboration governance  dalam peningkatan ekonomi lokal di Kabupaten Musi Banyuasin.

Dijelaskan olehnya, proposal yang dia kemukakan dengan judul jika dikelola dengan baik maka akan dapat membawa dampak peningkatan UMKM lokal.

Koodinator tim penguji Prof Dr Kgs M Sobri.M.Si., menjelaskan jika seminar proposal disertasi diharapkan menjadi pengembangan persoalan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Disertasi mengenai zero konflik selama ini dideklarasikan Sumsel, diakui tokoh masyarakat, pemerintah lain dan daerah pusat bahwa Palembang zero konflik.

“Artinya di Palembang tidak ada konflik dalam skala besar," ujarnya.

Di samping itu dikaitkan dengan teknologi informasi yang akan menyurutkan atau meberikan dampak terhadap zero konflik.

"Jadi kalau tidak diberikan sistem atau warning ini dapat mengganggu zero konflik tadi," jelasnya.

Ini menjadi masukkn yang sangat baik. Sedangkan mengenai disertasi model pengelolaan sport tourism, dan ini memang belum banyak ditulis dalam sidang doktoral.

Pembahasan bagaimana pengembangan sport wisata bagaimana suatu kegiatan atau program yang dapat dilaksanakan, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Dan ini lanjut Sobri, sangat baik sekali. Perlu dianalisis dengan model goverment collaboration, juga dengan pendekatan ekonomi lokal.

Yang dipermasalahkan Kabupaten Muba, sebagai lokus penelitian banyak dilakukan perubahan mengingat venue yang masih terbatas.

Barangkali, sambung Sobri, kegiatan masih terbatas dan ada soluai mungkin ditambahkan pada lokus yang memiliki venue lebih lengkap seperti Palembang dan ini akan lebih konprehensif lagi dan akan lebih baik lagi. (iol/lia/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan