Teliti Gambut Sumsel, Pernah Jadi Peneliti Muda Terbaik
Editor: Widhy Sumeks
|
Sabtu , 09 Sep 2023 - 21:48
*Prof Dr Muhammad Irfan MT, Guru Besar Bidang Ilmu Fisika (Klimatologi) FMIPA Unsri
Pengaruh anomali iklim terhadap curah hujan, kedalaman air tanah dan kelembaban tanah pada lahan gambut di Sumatera Selatan (Sumsel) jadi konsen penelitian Prof Dr Muhammad Irfan MT. Mengantarkan mantan dekan FMIPA Unsri ini jadi seorang guru besar. Provinsi Sumsel menjadi salah satu provinsi yang memiliki gambut terluas. Kisarannya 1,73 juta hektare. Pada musim kemarau ekstrem, lahan ini sering terbakar secara masif. Pada musim hujan ekstrem, terendam banjir. Semua itu kemudian jadi perhatian Prof Irfan. Menurutnya, musim kemarau dan musim hujan ekstrem terjadi akibat anomali iklim yang biasanya berasosiasi dengan fenomena alam El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). ENSO terjadi di Samudera Pasifik. Sedangkan IOD terjadi di Samudera Hindia.“Karena Indonesia terletak di antara dua samudera tersebut, kondisi iklimnya dipengaruhi fenomena ENSO dan IOD," sebut Prof Irfan. Hal itu ia sampaikan lewat orasi ilmiah pada 5 September 2023 lalu saat pengukuhannya sebagai guru besar di Auditorium Unsri Indralaya.ENSO terdiri dari El Nino dan La Nina. Sedangkan IOD terdiri dari IOD+ dan IOD-. Fenomena El Nino dapat menyebabkan musim kemarau yang ekstrem. Sedangkan La Nina dapat menyebabkan musim hujan yang ekstrem. IOD+ dapat menyebabkan kemarau ekstrem dan IOD- picu hujan ekstrem. "Pada tahun 2019 terjadi fenomena IOD+ yang menyebabkan lahan gambut di Sumatera mengering dan menyebabkan kebakaran yang masif. Sedangkan pada tahun 2020 terjadi fenomena La Nina tingkat sedang yang menyebabkan rata rata curah hujan di Indonesia berada di atas normal," jelasnya. Musim kemarau di Indonesia umumnya terjadi pada Juli, Agustus, September, dan Oktober (JASO). "Saat itu, curah hujan bulanan biasanya cukup rendah. Berkisar antara 50-100 mm/ bulan. Penelitian difokuskan pada musim kemarau karena ingin melihat dampak IOD+ 2019 dan La Nina 2019 terhadap curah hujan dan parameter lain terkait curah hujan," terang Prof Irfan. Didapati, kondisi lahan gambut sangat dipengaruhi tiga parameter. Yaitu curah hujan, kedalaman air tanah, dan kelembaban tanah.
“Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan membandingkan pengaruh IOD+ 2019 dan La Nina 2020. Serta mencari korelasi antara ketiganya pada musim kemarau di Sumsel,” imbuhnya.Penelitian tentang dinamika parameter hidroklimatologi pada lahan gambut di Indonesia telah beberapa kali dilakukan. Namun penelitian yang secara khusus menganalisis dan membandingkan pengaruh fenomena IOD+ 2019 dan La Nina 2020 terhadap parameter curah hujan, kedalaman air tanah, dan kelembaban tanah pada lahan gambut di Sumsel belum pernah. "Karena itu, penelitian ini menghasilkan temuan baru yang diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan informasi tentang pengaruh anomali iklim. Untuk memprediksi dengan lebih baik terjadinya bencana alam, khususnya kebakaran lahan gambut," tutur Prof Irfan. Penelitian dilakukan di dua lokasi penelitian pada lahan gambut. Di masing-masing lokasi tersebut terdapat stasiun pengukuran hidroklimatologi milik Badan Restorasi Gambut (BRG) yang disebut stasiun OKI-1 dan stasiun OKI-2. Stasiun tersebut didirikan di lahan gambut untuk dapat mengukur parameter hidroklimatologi secara in situ. Lahan gambut di kedua lokasi tersebut memiliki tingkat kematangan (hemik) sedang. Sesuai dengan karakteristik lahan gambut di Indonesia pada umumnya. Secara umum, gambut memiliki distribusi air horizontal yang cepat. Sebaliknya, gambut memiliki distribusi air vertikal (ke atas) yang sangat lambat. Akibatnya, lapisan atas gambut seringkali kering dan mudah terbakar.
"Kesimpulan dari penelitian itu, anomali iklim akibat fenomena alam ENSO dan IOD sangat mempengaruhi parameter curah hujan, kedalaman air tanah, dan kelembaban tanah pada lahan gambut di Sumsel,” bebernya.Terlepas dari penelitian soal iklim dan gambut, Prof Irfan pernah menjadi peneliti muda terbaik 1 pada penelitian HEDS Project di USU Medan 1991. Lahir di Palembang, 13 September 1964, ia memulai pendidikannya di SDN 1 Ulak Balam OKI tahun 1971-1974. Kemudian pindah ke SDN 123 Palembang 1975-1976. Lanjut SMPN 10 Palembang 1977-1980 dan lulus SMAN 3 Palembang 1983. Pendidikan S1 ia tempuh di UGM, ambil jurusan Fisika FMIPA dan lulus 1988. Lanjut S2 jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Mineral ITB 1998. Sedangkan S3 pada FMIPA Unsri 2018-2020. Prof Irfan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan H Makmun Hoesin (almarhum) dan Hj Saidati Syamsunazilah (almarhumah). Dari pernikahannya dengan sang istri, Hj Indah Nurmala Dewi SKp MHSM ETN, dikarunai dua buah hati, Muhammad Idham S Kom dan Muhammad Iman Tauhid SIKom. Dalam karirnya, Prof Irfan setidaknya sudah empat kali mengikuti kegiatan ilmiah di luar negeri. Kemudian 63 workshop dalam negri serta 14 kali sebagai pembicara serta partisipan dalam seminar internasional. Ia sudah menghasilkan 40 publikasi ilmiah terindeks Scopus, akreditasi SINTA dan publikasi lokal lainnya. Sudah ada dua buku karyanya yang membahas tentang gambut. Yang pertama berjudul Analisis Temporal dan Spasial terhadap Dinamika Parameter Hidrologi dan Klimatologi pada Lahan Gambut di Sumatera Selatan tahun 2021. Keduanya, Dinamika Parameter Hidroklimatologi pada Lahan Gambut di Sumatera Selatan saat Terjadi Indian Ocean Dipole Positif dan La Nifha tahun 2022. Berbagai penghargaan juga telah diraihnya. Sebagai peserta workshop terbaik 1 pada Workshop Fisika Komputasi HEDS Project di UNIB Bengkulu 1992. Kemudian, lulusan tercepat (1 tahun 8 bulan) dan IPK tertinggi (3,83) pada Program S2 Teknik Geofisika Fakultas Teknologi Mineral ITB tahun 1998. Juga menjadi pemakalah terbaik 1 pada seminar hasil penelitian HEDS Project di UNAND Padang tahun 2000. Prof Irfan meraih Satya Lencana Karya Satya 20 tahun pada 2015. Juga lulusan tercepat (2 tahun 5 bulan) dengan IPK 4,0 pada Program S3 Ilmu MIPA FMIPA UNSRI tahun 2020. Selain sebagai dosen Unsri, berbagai jabatan dijabatnya sejak 1999 hingga kini. Mulai dari Kepala Lab Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Unsri, Sekretaris Jurusan Fisika FMIPA Unsri, dan Sekretaris Unit Penelitian dan PPM FMIPA Unsri. Kemudian, Ketua Unit Penelitian dan PPM FMIPA Unsri, anggota Senat FMIPA Unsri, dan anggota Senat Unsri. Lalu, Wakil Dekan I FMIP Unsri, Dekan FMIPA Unsri, dan Sekretaris BKS PTN MIPA Indonesia Wilayah Barat. Ia juga masih aktif sebagai Kepala UPT Lab Terpadu Unsri 2022 - sekarang. (*/dik)