Buat Pestisida Ramah Lingkungan 

*Perbanyak Agen Pengendali Hayati

INDRALAYA - Meningkatkan motivasi, partisipasi dan kemampuan petani harus dilakukan dalam pengelolaan agroekosistem. Sesuai dengan prinsip dasar Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengembangkan dan mengaplikasikan agens pengendali hayati (APH) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Sejangko 2 Kecamatan Rantau Panjang, Ogan Ilir dilatih membuat APH. Kegiatan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4) ini dilakukan agar petani dapat menghemat pengeluaran, mandiri dan membuat pestisida yang ramah lingkungan. Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Emi Noviyanti, SP didampingi petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Rahmad Fadli, SP, Ego Alpian, S.P, Rizki Agandi, SP, Nadiatul Ummi, SP, Khairunnisa, SP dan Wiji Lestari, S.P melatih para petani. Mereka membuat pestisida ramah lingkungan. Untuk pelaksanaan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4) kali ini mereka membina Kelompok Tani Dewi Sri Desa Sejangko 2 Kecamatan Rantau Panjang. ‘’Kita bombing petani untuk memperbanyak APH yang digunakan pada lahan pertaniannya,” jelas Emi. Tujuannya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendapatan yang mereka dapatkan dari pengembangan agensia hayati atau pestisida nabati. “Jika tujuan tersebut tercapai, maka kegiatan ini akan sustainable, dalam hal kontribusi terhadap lingkungan dan terhadap pendapatan petani itu sendiri” ungkapnya. Beberapa jenis APH yang dibuat di antaranya mengandung Beauveria bassiana, Paenibacillus polymyxa, Trichoderma spp, Pseudomonas, PGPR.
‘’Kita juga perbanyakan MOL, enzim dan pestisida nabati,’’ katanya.
Beauveria bassiana merupakan salah satu cendawan yang ditemukan pada tanah dan menguntungkan bagi berbagai tanaman. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menginfeksi beragam ordo serangga yang menjadi hama tanaman tanpa menyebabkan penyakit tanaman atau merusak produk hasil tanaman. ‘’Fungsi Beauveria Bassiana untuk mengendalikan OPT Padi seperti walang sangit, wereng cokelat dan penggerek batang padi. Sedangkan untuk OPT hortikultura dan palawija efektif mengendalikan kutu daun,” jelasnya. Sedangkan Paenibacillus Polymyxa (Corin) adalah bakteri antagonis yang efektif mengendalikan kresek/ hawar daun bakteri (HDB) pada padi yang disebabkan oleh bakteri Patogen Xanthomonas Campestris pv Oryzae. Lalu trichoderma sebagai agens hayati memiliki banyak mekanisme dalam menekan pathogen baik cendawan maupun bakteri. ‘’Secara garis besar Trichoderma sp dapat berperan sebagai agens biocontrol dengan berbagai mekanisme baik secara interaksi langsung maupun tidak langsung,’’ katanya. (dik)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan