Kurangi Sampah, Untuk Cuci Buah hingga Redakan Luka

*Inovasi Ubah Sisa Sayur-Buah Jadi Eco Enzyme yang Multi Manfaat

Gerakan Bumi Ku Sayang (GBS) kini tengah gencar menyosialisasikan Eco Enzyme yang punya banyak manfaat untuk tubuh dan lingkungan. Inovasi ini bahkan berdampak positif karena mampu mengurangi produksi sampah rumah tangga. Eco Enzyme merupakan cairan alami serba guna, hasil fermentasi dari campuran sederhana dan murah. Bahan bakunya, sampah. Dalam hal ini, sisa sayuran dan buah-buahan. Kemudian, molase, atau bisa digantikan dengan gula aren. Alternatif terakhir, gula pasir. Lalu air. Formula pembuatan Eco Enzyme ini ditemukan oleh Dr Rosukon Poompanvong. Dia pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian tentang ini sejak 1980-an. Eco Enzyme ini kemudian diperkenalkan secara luas oleh Dr Joean Oon. Dia seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Nah, GBS di Palembang berusaha mensosialisasikan ini kepada masyarakat luas. PCI dari GBS, Suli dan Ellis mengungkapkan, semua anggota gerakan mereka sudah membuat sendiri Eco Enzyme di rumah masing-masing “Setelah tahu manfaatnya, mereka sudah buat sendiri-sendiri. Nah, kita ingin ini bisa diketahui dan dilakukan orang banyak,” ujar Suli di Graha Pena, markas Harian Sumatera  Ekspres, kemarin. BACA JUGA : Kukuhkan Serentak 13 Guru Besar Mendengar penjelasan dari keduanya yang sudah mempraktikkan langsung pembuatan Eco Enzyme, ternyata tidak sulit. Kuncinya, sesuai dengan panduan. Standar bahan bakunya, 1 kg molase/gula aren  yang sudah dicairkan dicampur 3 kg sisa sayur dan buah-buahan segar plus 10 liter air. Semuanya direndam dalam tempat khusus yang tertutup rapat. Dianjurkan untuk tempat campuran dari bahan plastik dan besar. Karena tekanan gas dari campuran itu cukup kuat. Kalau dari bahan alumunium/kaleng mudah berkarat. “Lamanya 3 bulan. Tidak boleh dibuka-buka. Kalau dibuka selama proses itu, berpotensi gagal,” bebernya. Kalau pun ingin membuat cairan Eco Enzyme yang dihasilkan harum buah tertentu, maka bisa ditambahkan buah atau sisa buah atau sayuran yang wangi kepada campuran tersebut setelah perendaman selama tiga bulan.
“Tambahan untuk dapatkan wangi tertentu tadi dicampurkan saja, lalu ditutup rapat kembai dan tunggu sekitar satu bulan,” tuturnya.
Kata Suli, sampah yang bisa dibuat Eco Enzyme memang harus sisa sayuran dan buah yang masih segar. “Tidak bisa kita campurkan sisa nasi, lauk pauk yang sudah dimasak,” jelasnya. Untuk sayur, sebaiknya juga tidak gunakan kol karena tidak baik dan gasnya besar. Kalau buah, hindari durian, alpukat, papaya dan kelapa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan