Predator Alami, Bantu Musnahkan Hama Walang Sangit

*Upaya Penekanan Penggunaan Pestisida Kimia

Penggunaan dan ketergantungan pestisida/insektisida kimia menimbulkan banyak dampak negatif jangka panjang. Dosis pestisida kimia berlebih tidak hanya membunuh hama, tapi juga predator alaminya di alam. Selain itu membuat petani menjadi ketergantungan dan kurang sehat akibat banyak terkontaminasi kimia. ANDIKA – Ogan Ilir WALANG sangit merupakan serangga sekaligus hama yang menjadi musuh utama petani padi. Kemunculan hama dengan bentuk memanjang dan berwarna cokelat kelabu ini bisa mengakibatkan gagal panen sekaligus menurunkan kualitas gabah. Tanpa disadari, kebiasaan menggunakan pestisida kimia berlebih telah merusak habitat serangga lain. Contohnya capung, laba-laba dan jangkrik, merupakan predator alami walang sangit. Keberadaannya mampu mengurangi laju pertumbuhan dan serangan hama walang sangit. Menindaklanjuti hal ini, Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Akhmad Syawaluddin SP melakukan monitoring Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada pertanaman padi.
‘’Walang sangit (Leptcorisa oratorius) adalah serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman padi,” jelasnya.
Oleh karena itu, dilakukan pencegahan serangan hama walang sangit di lahan persawahan di Desa Munggu Kecamatan Muara Kuang, Ogan Ilir. Petani mengeluhkan serangan hama walang sangit yang berpotensi merusak hasil panen padi. “Walang sangit menyerang dengan cara mengisap cairan bulir padi. Menyebabkan bulir menjadi tidak berisi. Gejala serangan dapat kita lihat dengan ciri adanya bintik hitam pada bulir padi akibat tusukan walang sangit. Bahkan serangan yang berat dapat menyebabkan turunnya hasil produksi tanaman,” tukasnya. Setelah melakukan observasi, dilakukan monitoring pada luas hamparan 22 hektare dengan umur tanaman 65-85 hari setelah tanam. Varietas padi yang ditanam adalah Inpari 32 dan Ciherang.
“OPT yang ditemukan yaitu walang sangit dengan luas serangan 1 ha dan intensitas 4,2 persen. Kami juga masih menemukan beberapa jenis musuh alami walang sangit, yaitu capung, laba-laba dan coccinellidae,” tukasnya.
Serangga jenis ini biasanya akan memakan telur dan walang sangit. Melepaskan predator alami walang sangit dinilai lebih efisien, agar tidak ketergantungan dalam penggunaan pestisida kimia. Selain itu, petani juga perlu melakukan beberapa langkah rekomendasi lainnya. Walang sangit merupakan hama yang tertarik pada bau busuk atau bau bangkai. Karena itu, sanitasi lahan perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga lingkungan sawah tetap bersih. Bersihkanlah tepi-tepi pematang dan kebun dari tanaman yang bisa menjadi tempat persembunyian walang sangit.  “Bisa juga dengan pemasangan perangkap walang sangit dari botol bekas air mineral dengan bangkai keong mas atau dengan terasi,” tambahnya. Kemudian, menggunakan agen pengendali hayati (APH) Beauveria bassiana. Ini merupakan salah satu cendawan yang ditemukan pada tanah yang menguntungkan bagi berbagai tanaman. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menginfeksi beragam ordo serangga yang menjadi hama tanaman tanpa menyebabkan penyakit tanaman atau merusak produk hasil tanaman.
“Apabila serangan telah melewati ambang ekonomi, lakukan pengendalian dengan pestisida berbahan aktif BPMC dengan menerapkan prinsip 6 tepat.
Yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis pestisida, tepat waktu, tepat dosis atau konsentrasi, dan tepat cara penggunaan,” jelasnya. Lalu terus lakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT lainnya. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan