Akomodir Siswa Lima Agama 

*Ajarkan Tingginya Toleransi Beragama

PALEMBANG-  Sekolah Kusuma Bangsa, dari pertama kali pendirian pada 2000, telah melaksanakan kegiatan dan melayani siswa dari lima agama. Sekolah ini menyediakan tempat ibadah lima agamanya secara resmi berjalan terhitung tahun kedua hingga sekarang. Hal tersebut diungkap kepala SMA Kusuma Bangsa (Kumbang) Agatha Hanny Octavia, MPd. Dijelaskan,  sekolah Kusuma Bangsa telah menyediakan fasilitas lima ruang keagamaan untuk masing-masing agama, terletak di lokasi yang telah ditentukan.
"Selama ini ruangan yang sudah ada sejak lama adalah musola dengan kapasitas 300 orang, kemudian dua ruang serbaguna kapasitas 250-an orang, dan ruangan lainnya yang dimanfaatkan untuk tempat ibadah masing-masing agama  yang diakui di Indonesia," lanjutnya.
Menurutnya, suatu kewajiban bagi seluruh warga Sekolah Kusuma Bangsa untuk melaksanakan kegiatan keagamaan sesuai dengan agamanya masing-masing. Karena kegiatannya pada waktu dan hari yang sama, "Secara otomatis pada saat kegiatan keagamaan semua anak menuju ke tempat ibadahnya. Terlihat sangat kental dalam hal perbedaan keyakinan di lingkungan sekolah. Namun, dengan perbedaan tersebut tercipta kebersamaan,"ucapnya. “Toleransi beragama para siswa sangat besar, bahkan kita pernah dengar siswa mengingatkan temannya beda agama untuk melaksanakan agama yang dianut temannya itu,"tuturnya lagi Lebih jauh dijelaskan, selain mengutamakan pendidikan akademis, sekolah Kusuma Bangsa juga memperhatikan  pendidikan agama peserta didiknya, yang secara otomatis berkorelasi dengan pembentukan akhlak, karakter dan integritas peserta didiknya. "Selain akademis, Kita utamakan pembentukan akhlak, karakter dan integritas,"katanya. Saat ditanya terkait viralnya mengenai toleransi beragama, ia menjelaskan, bahwa pihak SMA Kusuma Bangsa dimintak Kementerian Agama provinsi Sumsel untuk mewakili Sumsel ikut lomba tingkat nasional.
"Kami ikut beberapa cabang lomba di antaranya, sekolah moderasi beragama dan tiktok challenge. Tiktok challenge duluan kami upload kemudian kami juga upload mengenai sekolah moderasi beragama di tiktok osis. Nah, nggak taunya malah viral. Ya, balik lagi jika niatnya bagus dikasih jalan sama Tuhan yang baik,"ungkapnya
Lanjut dia, jika ada materi yang berkaitan dengan toleransi saing menghargai. Nah, gurunya diminta  untuk menekankan dan memperkuat di bagian itu bukan fokus pada perbedaanya. "Misalnya pelajaran PKN, sosiologi bisa nggak dimasukan dan ditambahkan dalam silabusnya untuk memperkuat toleransi dan menghargai satu sama lain,"ucapnya seraya mengatakan sekolah kusuma bangsa setiap tahunya pasti ada kegiatan keagamaan. Misalnya, pesantren Ramadhan dan kegiatan keagamaan lainnya untuk agama-agama diluar Islam sepeti kristen protesta, kristen katolik, Hindu dan Budha Untuk kegiatan keagamaan sekolah kusuma bangsa juga sering mendatangkan penceramah dari luar. Pendeta, Biksu. "Kegiatan ini sebulan sekali, jadi kegiatan ini tidak hanya dari guru yang ada di sekolah,”pungkasnya.(nni/lia)    

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan