Jadikan Guru sebagai Sekolah
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Peringatan Haul Ke-23 Almarhum Kiai Haji Abdul (KHA) Malik Tadjudin di kediaman pribadinya, Jl KH Faqih Usman, Kelurahan 1 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 1, kemarin (27/8) cukup ramai.
Haul ulama kharismatik Kota Palembang itu dihadiri ratusan umat muslim, para alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, juga ada Bupati PALI, Dr Ir H Heri Amalindo MM.
"Perjuangan almarhum Kiai Malik patut kita contoh. Beliau ikut membantu mencerdaskan anak bangsa di masa penjajahan Belanda dengan risiko ditahan karena hal itu.
Lantaran penjajah Belanda saat itu tak mengizinkan anak bangsa Indonesia pintar," ungkap Heri yang juga menjabat Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Sumsel ini.
Suri tauladan yang Kiai Malik ajarkan kepada murid-muridnya terutama tentang akidah dan akhlak, menurut Heri, sangatlah mutlak dibutuhkan. Wajar, sosok kiai sekaligus seorang guru agama ini akhirnya banyak dicintai masyarakat dan anak didiknya.
Tenaga pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Ar-Riyadh 12 Ulu Palembang yang juga anak didiknya, Ustaz Muhammad Solihin SAg mengatakan almarhum Kiai Malik Tadjudin merupakan salah satu tokoh pendidikan dan tokoh NU di Palembang.
“Salah satu pelajaran dan ijazah yang beliau sampaikan adalah jadikan guru di semua tempat sebagai sekolah,” ucap Solihin dalam tausyiahnya di sela acara.
Putra sulung almarhum KHA Malik Tadjudin, Ir Ahmad Dailami MT mengaku bersyukur semasa hidup ayahandanya dikenal sebagai sosok ulama sekaligus guru.
"Banyak di antara murid beliau yang saat ini menjadi ulama dan kyai terkemuka, termasuk mantan Ketua MK Prof Jimly Asshiddiqie yang pernah bersekolah di Ma'had Islami sekolah yang didirikan ayah saya selain Sekolah NU,” kenang Dailami.
Turut hadir di acara Haul KHA Malik Tadjudin kali ini, di antaranya tokoh masyarakat Sumsel, Dr (HC) Dato' HRA Ramli Sutanegara MBA dan Ketua Yayasan Masjid Agung SMB Jayo Wikramo Ir Kgs H Abdul Rozak MSc. (kms/fad)