Makamkan 1 Liang, Tinggalkan Balita

SUARA tangis pecah, saat jenazah almarhum Rommy dan almarhumah Ajeng tiba di rumah duka Pangkalan Balai, Banyuasin, sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin. Tetangga dan rekan kerja almarhum pun kasihan, putra almarhum yang masih balita sudah menjadi yatim piatu.

“Anaknya laki-laki, baru 2,5 tahun. Sudah jadi yatim piatu,” tutur Edhi, rekan almarhum Romy. Kerabat korban, Hanafi, mengaku sudah tidur malam itu. Seolah gelisah. Dia baru bisa tidur menjelang pagi. “Tiba-tiba jam 6 pagi, dapat kabar (Romy dan istri kecelakaan),” ucapnya.
Dia jadi merasa, kemungkinan kegelisahannya tidak bisa tidur itu merupakan firasat akan musibah kejadian ini. "Sudah dapat kabar, kami langsung menuju lokasi. Sedih lihat kondisinya,” ulasnya. Kerabatnya yang lain, Irwanto Lee, sudah mengatahui Romy akan wisuda hari Rabu (23/8). Rencananya, akan diantar orang tuanya pakai mobil saat wisuda di Unsri Indralaya. “Mungkin karena hanya yudisium, mereka pergi berdua naik motor,” duganya.
Tak disangka, musibah itu terjadi. Irwanto sendiri, juga tidak memiliki firasat atau tanda sama sekali.  Akan kepergian Romy dan istrinya, secepat ini.
“Cuma beberapa hari sebelum kejadian ini, mata kiri saya kedutan terus,” tuturnya. Diketahui, almarhum Romy merupakan guru PJOK di MTs 1 Banyasin. “Orang tuanya, kepala sekolah MTs 1 Banyuasin,” ungkap Iskandar, rekan kerja almarhum. Iskandar tahu, bahwa Romy akan berangkat ke Indralaya untuk yudisium S2-nya. Namun, kabar duka itu tetap membuat mereka terkejut. "Kami dapat kabar, ditabrak truk dan meninggal,” ucapnya sedih. Tetangganya, Andi, juga menyebut almarhum Romy dikenal sosol yang pintar, tekun. “Masih muda, pintar. Mau yudisium S2, IPK-nya 4.00. Memang orangnya pintar," sebutnya. Tapi meski pintar secara akademisi dan sibuk mengajar, Romy bukanlah seorang yang kutu buku. Dia ramah dan bermasyarakat.
“Sebab dia juga buka warung di rumahnya. Rental komputer dan PS, serta buka fotokopian. Ulet menjadi uang, buka usaha selain jadi guru olahraga,” bebernya.
Tidak hanya Romy dan istrinya yang bermasyarakat dan bergaul. Begitupun orang tuanya. ”Mungkin ajaran dari orang tuanya, yang memang di sini juga bermasyarakat. Makanya banyak yang melayat ini,” tuturnya. Setiba di rumah duka, jenazah keduanya dimandikan lalu salatkan di masjid. Habis dzuhur, dimakamkan di TPU Pangkalan Balai. Satu liang. Almarhum merupakan sosok yang sangat gemar berolahraga. Selain guru olahraga, dia juga aktif berorganisasi cabang olahraga. Salah satunya, di Percasi Banyuasin. Ketua Percasi Banyuasin Feriadi, belum lama ini sempat bertemu dengan almarhum. “Membahas masalah atlet catur, untuk kegiatan Porprov di Lahat. Namun sahabat kami ini sudah pergi untuk selama-lamanya,” kenangnya. (qda/air)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan