Habis 11 Ton, Ajukan TMC Ketiga
*Dua Bersaudara Pembakar Lahan di OKI Kena Ciduk
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Dalam upaya mencegah terjadinya karhutla alami karena tingkat kekeringan yang meningkat, BPBD Sumsel dengan dukungan pihak terkait melakukan berbagai cara.
Selain patroli rutin, juga mengupayakan hujan buatan lewat penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
“Untuk TMC, sudah kita laksanakan dua tahap,” beber Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, kemarin. TMC tahap pertama pada Juni 2023 lalu.
“Sedangkan tahap kedua baru selesai pada 17 Agustus 2023," jelasnya. TMC tahap kedua mulainya 9 Agustus. Berlangsung selama 9 hari.
"Sekarang kita sedang mengajukan perpanjangan waktu untuk TMC tahap tiga. Mudah-mudahan disetujui pusat," katanya.
Jika melihat kondisi awan saat ini, emang akan kurang efektif jika melakukan TMC saat ini. “Awan hujannya minim.
Tapi tetap kita usulkan sebagai upaya pencegahan. Semoga akan ada hasilnya,” imbuh Ansori. BACA JUGA : Cuaca Ekstrem, Berikut Kiat Aman Beraktivitas di Tengah Gelombang Panas
Pada TMC tahap dua lalu, selama sembilan hari itu dilakukan 11 sorti. Total sebanyak 11.000 kg (11 ton) garam telah ditaburkan di wilayah udara Sumsel. Pada awan-awan yang berpotensi mengandung uap air.
"Per satu kali sorti disemai sebanyak 1 ton garam, pada beberapa wilayah yang potensial seperti Banyuasin, Muba, Ogan Ilir, OKI, Palembang, Muara Enim, Baturaja hingga Jambi," pungkasnya.
Sementara, personel Manggala Agni Daops XVII OKI tak bisa beristirahat lama. Kemarin harus kembali berjibaku di lapangan. BACA JUGA : Gunakan Varietas Tahan Cuaca hingga Sistem Pompanisasi
Memadamkan karhutla di wilayah Desa Deling Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI.
Yang terbakar adalah lahan gambut. “Dalam upaya pemadaman, kami dibantu heli water bombing,” ungkap Kepala Manggala Agni Daops XVII OKI, Edi Satriawan, kemarin (21/8). Bersama tim pemadaman darat lain, diupayakan agar kebakaran tidak meluas.
“Sebab, beberapa hari lalu lahan di kawasan itu pernah terbakar. Upaya pemadaman berlangsung selama 10 hari. Hari ini (kemarin) terbakar lagi,” bebernya.
Sementara untuk karhutla di wilayah di Jejawi pada Minggu malam (20/8) sudah berhasil dipadamkan.