Kue Keranjang, Kue Khas Imlek yang Dianggap Bawa Simbol Kebahagiaan
PALEMBANG, KORANSUMEKS.COM - Kue keranjang. Tidak lengkap perayaan Imlek bila tidak ada kue keranjang di rumah.
Yang mana, perayaan Imlek di tahun ini bertepatan dengan tanggal 22 Januari atau tahun kelinci air, dapat dipastikan Kue Keranjang atau nama lainnya Nian Gao atau disebut juga Ti Kwe tersebut.
Selain dihidangkan saat perayaan tahun baru, Kue Keranjang juga kerap digunakan sebagai sesaji saat sembahyang ke leluhur pada H-7 ataupun pada H-1 Imlek tersebut. Termasuk di Indonesia.
Baca juga : Perketat Pengamanan Tempat Ibadah
Karena dibuat menggunakan dan juga berbentuk keranjang, maka kue yang selalu ada saat Imlek ini dinamakan kue keranjang.
Bukan hanya untuk jadi panganan saat Imlek, bahkan kue ini juga dijadikan sesaji pada waktu kita melakukan sembahyang ke leluhur di H-7 dan H-1 Imlek.
"Untuk kue sendiri, terbuat dari tepung ketan dan tekstur lengket dengan rasa yang manis. Saat penyajian juga dilakukan dengan cara yang berbeda-beda,"kata Ketua Walubi Sumsel, Tjik Harun.
Adapun asal usul dari kue keranjang ini sendiri, banyak cerita dan kisah di dalamnya. Namun diantara kisah yang paling populer yakni menceritakan ada raksasa bernama Nian yang tinggal di dalam gua di atas gunung di daratan Tiongkok.
Baca juga : Jelang Imlek, Momen Pedagang Raup Untung
Dimana raksasa ini selalu muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak hingga penduduk di desa yang dilewatinya agar raksasa ini tidak kelaparan. Atas hal ini, penduduk diselimuti ketakutan setiap raksasa ini datang.
Hingga pada suatu hari, pemuda yang bernama Gao mempunyai ide untuk membuat kue dari adonan tepung dan gula. Setelah kue ini jadi, kemudian diletakkan di depan pintu bertujuan si raksasa tidak memakan hasil panen, ternak dan manusia.
Oleh karena itu, untuk mengenang jasanya, maka kue ini dinamakan Nian Gao. Selain itu jua, kisah lain terkait kue keranjang terkait dengan Dewa Tungku.
Yang mana kue ini ditujukan sebagai hidangan kepada Dewa Tungku atau Cau Kun Kong agar membawa laporan yang baik-baik ke Raja Surga atau Giok Hong Siang Te.
Baca juga : Lima Festival Besar Budaya Tionghoa, Wihara Dharmakirti Ikut Gelar Festival Dongzhi
Sedangkan makna dari kue keranjang sendiri, menurut Harun, karena Imlek ini merupakan momen untuk kumpul bersama keluarga bagi keturunan Tionghoa. Adapun bentuknya yang melingkar tanpa sudut, sebagai simbol atau lambang kekeluargaan yang rukun dan bersatu tiada berbatas.
"Ini sebagai lambang keluarga harmonis dan bersatu tanpa batas dan terikat satu sama lain tanpa ada sekat atau pemisah," jelasnya.
Adapun teksturnya yang kenyal ini juga sebagai lambang dari kegigihan, daya juang dan pantang menyerah. Sedang ketahanan kue keranjang, lambangkan kesetiaan.
Dengan kata lain, menurut Harun, dalam menjalani hidup untuk selalu semangat dan tidak gampang menyerah dan setia dengan kehidupan yang dijalani.
Baca juga : Tradisi Antar Dewa Dapur Jelang Imlek, Maknanya Mendalam..
Untuk penyusunannya, kue keranjang juga kerap kali disusun bertingkat dan semakin tinggi kue ini semakin kecil yang diharapkan rezeki di tahun tersebut selalu lancar dan juga meningkat.
" Zaman dulu semakin banyak dan jua tingginya kue keranjang tadi sebagai tanda kemakmuran bagi pemilik kue tadi," katanya.
Adapun proses pembuatan kue yang memakan waktu hingga seharian juga melambangkan kesabaran serta keteguhan. Sehingga diharapkan akan lakukan sesuatu dengan sabar dan teguh untuk mendapat yang terbaik dalam hidup," ulasnya. Baca juga : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya..
Baca juga : Shio-Shio yang Mendapat Keberuntungan di Tahun Kelinci
Selain proses, rasa dari kue keranjang juga mempunyai nilai filosofi sendiri. Teksturnya yang lengket lambangkan persaudaraan yang erat dan rasa yang manis sebagai simbol kebahagiaan.
"Kue ini laksana kehidupan yang kita jalani sehari-hari, penuh perjuangan dan harapan. Hingga pada akhirnya kita dapat kebahagiaan dengan kerja keras yang kita lakukan selama ini," tukasnya. (afi)