https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tumbuh Bersama ASPPI, Kembangkan Health Tourism

*Mgs Moh Isnaini F (Evad Arifin), Ketua DPD ASPPI Sumsel

Mgs Moh Isnaini F, lebih dikenal dengan nama panggilan Evad Arifin. Saat ini dipercaya memimpin DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumsel. Dalam rangka memajukan organisasi ini, Evad memiliki motto “Bangga, Tumbuh dan Berkembang Bersama ASPPI DPD Sumsel”. Motto ini lahir lantaran dia dikelilingi orang-orang militan. Mereka yang bergabung dalam ASPPI Sumsel menurut Evad tak pernah memandang kaya atau sederhana. Awalnya anggota ASPPI terdata 30 orang. Namun kini sudah lebih 80 anggota. Untuk komunitas yang tergabung dalam ASPPI Sumsel sendiri mencapai 400. Punya satu tujuan. Mengangkat wisata kesehatan (Health Tourism). Ide mengembangkan wisata kesehatan muncul saat pandemi Covid. Saat itu, dia masih anggota biasa.
“Teman-teman datang berkunjung ke rumah dan bertanya. Apa yang dapat dilakukan karena saat itu semua usaha alami kesulitan,” cerita Evad. Pandemi Covid membuat semua usaha kolaps. “Jangankan Sumsel. Provinsi Bali saja sepi,” tambahnya.
Saat itu, dia berpikir keras. Harus ada sesuatu yang diangkat untuk menjadi sebuah solusi. Pandemi Covid menyadarkan semua orang kalau kesehatan itu mahal sekali.
“Padahal sesungguhnya murah jika kita bisa me-manage dengan baik,” ungkap Evad.
Dia langsung berselancar di internet. Lalu mendapati informasi mengejutkan. Tak kurang dari Rp500-600 triliun uang rakyat Indonesia lari ke luar negeri lewat wisata kesehatan. Yang mereka lakukan antara lain tanam benang, berobat, menguruskan badan sampai dengan medical chek up serta lainnya. Dari jumlah itu, 10 persen lebih berasal dari warga Sumsel. Atau sekitar Rp60 triliun. Ini terjadi karena mobilisasi ke Singapura maupun Malaysia sangat mudah dijangkau.
“Mengapa terjadi? Karena masyarakat buta informasi. Sejatinya, di Kota Palembang memiliki banyak RS maupun klinik yang bisa melakukan apa yang mereka inginkan,” jelasnya.
Evad berpikir, ini merupakan suatu potensi terutama untuk Sumsel. Setahu saya, wisata kesehatan mulai muncul 2012 lalu. Para pelancong melakukan wisata medis seperti ke rumah sakit, wisata kebugaran ke tempat spam klinik kecantikan. Lalu, wisata ilmiah kesehatan serta wisata olahraga. Padahal semuanya ada di Sumsel. Tak harus ke luar negeri. Sumsel punya semua fasilitas itu.
“Masalahnya, pertama karena kurang informasi ke masyarakat. Kedua, penyelenggaranya, yakni para dokter dan pemilik klinik belum sadar bahwa mereka itu layak untuk menjadi tujuan wisata,” beber Evad.
Yang perlu dilakukan, bagaimana caranya ‘menghadang’ agar masyarakat Sumsel tidak melakukan wisata kesehatan ke luar negeri. “Di kota kita ada. Kenapa harus ke luar negeri. Bahkan di tempat kita malahan lebih bagus,” ujarnya. Untuk melakukan sosialisasi tentang itu, semua stakeholder harus terlibat, baik pemerintah dan swasta. Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, tentu tujuan untuk menghidupkan wisata kesehatan di Sumsel tidak akan berjalan.
“Pemda, dalam hal ini Gubernur, lalu Ketua DPRD cukup berikan dukungan. Kami dari ASPPI yang akan menyosialisasikan itu,” imbuh Evad. Kehadiran ASPPI melengkapi tiga organisasi sebelumnya. Pertama, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), diperuntukkan bagi pengusaha/pemilik hotel dan restoran.
Lalu, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), bergerak di bidang tour leader. Kemudian, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) diperuntukkan bagi perusahaan tur dan travel. Industri wisata, ucap Evad, mendorong multiplier effect hingga mendatangkan devisa. Dalam berwisata tentu banyak komponen yang terkait. Mulai tempat makan, hotel, transportasi, tempat penjualan suvenir dan lainnya. Dari berbagai pemikiran itulah, akhirnya terbesit ide membentuk DPD ASPPI Sumsel. “Sebelumnya itu hanya ide iseng, hingga DPD ASPPI Sumsel terbentuk 2011 lalu,” tuturnya. Evad sendiri gabung ASPPI sejak 2017, diajak teman sekaligus salah satu founder. Dalam Musda ASPPI Sumsel Mei 2022, Evad mendapatkan amanah menjadi ketua. “Prinsipnya kita berharap dukungan dari semua pihak. Agar wisata di Kota Palembang dan Sumsel umumnya dapat terus berkembang,” harap pembina Perkumpulan Zuriat Masagus Masayu Palembang Darussalam (PZMMPD) itu. (iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan