Ajang Akulturasi Seni Budaya

Gubernur Buka SLF 2023, Semarak 10 Ribu Lampion Momen HUT RI, 11 Agustus-30 September

PALEMBANG - Selama kurang lebih 52 hari, akan berlangsung Sriwijaya Lantern Fetival (SLF) 2023. Terhitung 11 Agustus hingga 30 September. Merupakan agenda tahunan, perpaduan kegiatan seni budaya tradisional Indonesia dan oriental Event ini dibuka langsung Gubernur Sumsel H Herman Deru, tadi malam (12/8). Kehadiran orang nomor satu di Sumsel itu disambut antusias panitia dan para pengunjung. Tema yang diangkat tahun ini Melalui Sriwijaya Lantern Festival, Kita Jalin Kebersamaan dan Keharmonisan Menuju Indonesia Maju.
“Ini merupakan agenda tahunan, perpaduan kegiatan seni budaya tradisional Indonesia dan oriental,” kata Ketua Panitia SLF 2023, Hadi Wijaya.
Selain penampilan seni dan budaya, juga disemarakkan berbagai kegiatan lain. Seperti bazar kuliner nusantara, perlombaan, aneka spot foto dan sebagainya.
Meski terjadwal 52 hari, tapi efektif kegiatan 37 hari. “Sebab, Senin-Selasa libur. Kita beri waktu untuk panitia istirahat,” jelas Hadi.
Untuk Rabu-Kami-Jumat, acara SLF mulai pukul 16.00-21.00 WIB. Sedangkan Sabtu-Minggu pukul 16.00-21.30 WIB. Lokasinya di lapangan olahraga sekolah Maitreyawira Palembang. Ada pun lokasi SLF 2023 akan diterangi 10 ribu lampion. Rangkaian acaranya ada live music, family fun games, Indonesian culinary festival, Indonesian Art & Culture Performance, dan Chinese Art & Culture Performance. Kemudian, Nature Culture Concert (INLA), Edufair, seminar, fashion show, chess competition, Xiang Qi competition, dan sempoa competition. Ada juga, Pemilihan Putra Putri Sriwijaya 2023, cosplay competition dan independen day celebration. Ada juga Konser Kemerdekaan 17 dengan mengundang para veteran pejuang. Kemudian, Moon Cake Festival pada 29 September. Terakhir, closing seremony pada 30 September yang diisi dengan pembagian hadiah dan lainnya. Dalam SLF 2023 ini, akan ditampilkan berbagai kebudayaan daerah. juga tari musikal dan makanan daerah.
Berbaur dalam kolaborasi dan akulturasi budaya. “Kita libatkan juga para pelajar dalam beberapa perlombaan,” imbuhnya.
Kemudian ada pemain kecapi yang masih berstatus mahasiswa S2 di Unsri. “Ada juga wushu, taichi, wing chun, dulmuluk, silat dan lainnya. Bagi komunitas yang ingin berpartisipasi, kita siap berkolaborasi. Khususnya terkait seni dan budaya,” beber Shanti. (*/iol/mh)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan