IPAL Sei Selayur Mulai Diuji Coba
*Air Limbah Jadi Jernih Dengan Ph 6,9
PALEMBANG - Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sei Selayur akhirnya mulai dilakukan uji coba (commissioning) setelah pengerjaan awal dilakukan sejak November 2020.
Commissioning ini dilakukan dalam peninjauan lapangan oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia bersama Kementerian PUPR didampingi Gubernur Sumsel dan Wali Kota Palembang, kemarin (10/8).
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM menyampaikan kerjasama pembangunan infrastruktur untuk IPAL di Kota Palembang merupakan bentuk nyata hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dan Australia.
"Ini contoh konkret kemitraan dengan Indonesia dalam bidang peningkatan kualitas sanitasi lingkungan," sampainya di sela peninjauan, kemarin.
Ini juga merupakan hubungan ekonomi strategis, dimana ada bidang infrastruktur, perubahan iklim, dan lainnya.
"Saat ini lebih baik kita mengganti pengalaman dan ide dalam bidang ini. Saya juga senang bisa dengar ada banyak perindustrian dan perumahan yang mau koneksi dengan IPAL ini," katanya.
Dikatakan, proyek senilai Rp1,6 triliun atau US$160 juta ini didanai oleh Australia, dan Indonesia akan menyediakan 8 ribu sambungan rumah.
Tentu saja ini dapat memberikan manfaat bagi 40 ribu orang pada tahap awal. Tahap selanjutnya 21.700 SR akan dibangun dan ini dapat memberikan manfaat bagi 100 ribu masyarakat.
"Pembangunan kita lakukan sejak November 2020 dan saat ini sudah selesai.
Ini merupakan pencapaian luar biasa untuk akses sanitasi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Palembang, serta membantu memperbaiki lingkungan sekitar," paparnya.
Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono mengatakan proyek IPAL ini dapat mengolah limbah rumah tangga, restoran, kantor, dan lain-lain.
"Tadi saat kita uji coba sudah bisa lihat hasilnya. Itu air olahannya sangat jernih sekali bahkan Ph-nya 6,9 yang tersisa hanya bakteri colli saja," terangnya.
Dari kapasitas IPAL yang mampu menyambung ke 21.700 SR, maka manfaatnya dapat dirasakan 100 ribu penduduk.
"IPAL ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang membangun.
Ke depan dapat memperbaiki lingkungan dan merupakan pendanaan dari hibah Australia, pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Palembang,” jelasnya.
Instalasi dibangun Australia, pipa jaringan oleh pemerintah pusat melalui KemenPUPR, dan sambungan rumahnya oleh Pemprov Sumsel dan dan Kota Palembang.
"Pemprov dan Pemkot juga menyediakan lahan 5,8 hektare yang nilainya juga miliaran," tambahnya.
Proyek sanitasi Kota Palembang dipimpin oleh Pemkot Palembang melalui tahap perencanaan, pembiayaan, dan konstruksi serta akan terus dikelola dan dipelihara.
"Ini bukan kontruksi saja, tapi hubungan antarnegara," tambah Gubernur Sumsel, H Herman Deru.
Wali Kota Palembang, H Harnojoyo mengatakan proyek IPAL menghadirkan sistem sanitasi modern di Palembang dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan alam.
"Makassar dan Pekanbaru membangun dengan dana pinjaman, tapi Kota Palembang dapat hibah dari Pemerintah Australia," jelasnya.
Tanpa bantuan tersebut, Kota Palembang tidak tahu pasti kapan punya IPAL terealisasi karena nilai investasinya saja mencapai Rp1,6 triliun.
"Sambungan rumah menjadi tanggung jawab kota dan provinsi,” tuturnya.
Kemarin sudah ujicoba 15 sambungan dengan 800 liter kubik. Operasional setelah SR selesai, 1000 ribu sambungan awal.
“Tahun ini dianggarkan 22 ribu sambungan, 1000 ribu SR secepatnya, kami minta pusat dan Australia membantu untuk ini juga.
Mulai tahun ini Pemkot juga anggarkan Rp15 miliar dan pengerjaan sedang proses tender.