Modifikasi Motor Konvensional Jadi Molis
*SMKN 2-PLN Bikin Pelatihan
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kreativitas siswa sekolah diasah salah satunya bagaimana menyulap motor konvensional menjadi motor listrik (molis).
Dengan inovasi molis ini diharapkan kendaraan menjadi lebih ramah lingkungan dan hemat energi atau efisien.
“Kami bekerja sama dengan PLN melatih siswa memodifikasi sepeda motor konvensional menjadi motor listrik,” ujar Kepala SMK Negeri 2 Palembang,
H Suparman SPd MSi di sela pembukaan pelatihan konfersi sepeda motor listrik, kemarin (8/8).
Dia menerangkan motor konvensional biasa seperti motor Vespa, Honda Legenda, dan Beat akan dimodifikasi menjadi motor listrik.
“Kita kumpulkan motor-motor yang masih menggunakan teknologi karburator,” kata dia. Pelatihan ini didukung PLN dan guru yang terlatih, tinggal bagaimana pengembangannya.
“Tapi memang untuk sparepart motor listrik ini belum dijual seperti motor konvensional, sementara yang ada pabrikan.
Modifikasi ini juga mengingat harga motor listrik masih lebih mahal dari harga motor konvensional sehingga belum seluruh masyarakat mampu membelinya,” bebernya.
Yang jadi kendala saat ini, lanjutnya, bentuk fisik motor tidak seperti mobil yang punya space yang luas untuk mesin listrik.
"Kalau motor ini dudukkan besar, dinamo atau generator motor listrik itu kan sebesar mesin. Kita mau dudukkan dimana, ini permasalahan kita," bebernya.
Demikian pula baterai yang akan digunakan sebagai sumber tenaga pengerak mesin juga ukurannya cukup besar sehingga memakan ruang di motor.
Supaya inovasi terwujud pihaknya akan memodifikasi pada mesin. Jika pilihan mesin listrik, mesin awalnya diangkat.
"Kalau untuk menjadi hybrid kita lihat modifikasi posisinya, kita taruh dimana mesin listriknya. Jadi sudah kebayang temen-temen pada saat peralihan daya, sudah kayak perseneling begitu.
Kita mau motor listrik, mungkin tinggal mengubah handle langsung jadi listrik,” bebernya.
Yang jelas pihaknya sedang mendesain bentuk motor listrik sesimpel mungkin agar tetap bisa membawa penumpang layaknya motor berbahan bakar minyak.
Diperkirakan daya jelajah motor listrik ini 70 km dengan kecepatan rata-rata 70 km per jam.
“Kami juga mau merintis bengkel stasiun untuk servis motor listrik kerjasama dengan mitra terkait,” tuturnya.
GM PLN UID S2JB, Amris Adnan menilai dukungan pelatihan ini upaya
percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
“Kami gandeng Dinas Pendidikan Sumsel menggelar Program Electric Vehicle Support, Pelatihan Konversi Motor Listrik Bagi para guru dan siswa,” imbuhnya.
Saat ini, kata dia, kendaraan listrik berbasis baterai banyak diminati masyarakat, bahkan pelaku otomotif mulai beralih menggunakan kendaraan listrik yang lebih irit dalam operasionalnya.
"Ya bisa dibilang kendaraan listrik berbasis baterai ini operasionalnya lebih murah, biayanya hanya 20-25 persen dibanding kendaraan ber-BBM," ujarnya.
Saat ini pemerintah pun terus berupaya melakukan percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
Konversi kendaraan listrik salah satu bentuknya karena dinilai bisa memberi penghematan biaya oprasional baik konsumen dan pemerintah," ujarnya.
Dia berharap ke depan semakin banyak berkembang bengkel-bemgkel konversi kendaraan listrik di Sumsel.
"Saat ini Bengkel konversi kendaraan listrik di Indonesia masih minim, hanya 8 yang terdaftar di platform. Pelatihan ini kita harap juga bisa memacu menumbuhkan bengkel bengkel tersebut," ujarnya.
Dia pun berharap pelatihan ini bisa memberikan manfaat ilmu yang berkelanjutan bagi siswa. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sumsel, Darma Budi mengatakan konversi kendaraan listrik bertujuan mengurangi emisi karbon.
"Kendaraan berbasis baterai ini ke depan dapat digunakan sebagai kendaraan harian dan dapat memberi dampak baik bagi lingkungan," katanya. Saat ini jumlah kendaraan listrik di Sumsel hingga Desember 2022 , untuk molis 97 unit dan mobil 43 unit. (nsw/fad)