Keluhkan Obat Sering Kosong

*Terpaksa Beli di Luar Rumah Sakit *Berharap Ada Penggantian Biaya

SUMSEL - Kekosongan stok obat di rumah sakit (RS) jadi salah satu keluhan pasien atau keluarga pasien. Untuk yang mampu, mungkin bisa beli di apotek. Tapi bagi warga tidak mampu, tentu sangat berharap  obat sesuai yang telah diresepkan dokter. Salah seorang yang mengalami,  YR, pasien penyakit jantung. Sebagai peserta BPJS Kesehatan aktif, dia berharap ada perbaikan layanan. Utamanya soal obat. “Kalau penyakit berat seperti saya, mana bisa menunggu obat di rumah sakit dua atau tiga hari kemudian. Mau tidak mau akhirnya harus beli di luar,” ucapnya, kemarin (26/7). YR mengaku sudah beberapa kali tidak mendapatkan obat berdasarkan resep dokter di rumah sakit.
“Alasan petugas obatnya, stok lagi kosong. Kalau bisa, tidak apa-apa beli di apotek luar, tapi bisa klaim minta bayar dari rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, jika memang bisa di-reimburse, paling tidak bisa untuk ongkos bolak-balik rumah sakit. Ia juga mengungkapkan, beberapa obat untuk sakitnya ada yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan. "Istilahnya obat paten, itu kata pihak rumah sakit tidak ditanggung. Jadi mau tidak mau beli sendiri," beber warga Palembang ini. Hal serupa pernah dialami Ln, pasien gagal ginjal. Saat kontrol, tapi saat ambil obat, stoknya kosong di rumah sakit itu. BACA JUGA : Silih Berganti Tetap Tanam Timun "Sedangkan di rumah hari itu habis juga. Kan tidak mungkin nunggu dua hari dulu obat dari rumah sakit,” katanya. Ln pun membeli obat itu di apotek dekat rumah sakit. Pakai uang pribadi. “Tidak ada penggantian. Terus obat yang harusnya didapat dari rumah sakit ke mana,” cetusnya. Tanto, keluarga pasien mengaku beberapa kali obat yang didapat tidak sesuai resep.
“Kalau misal ada 3 jenis obat, satu kosong. Beberapa kali seperti itu. Jadi besoknya tidak saya tagih ke rumah sakit karena tahu sendiri ramainya antrean ambil obat,” cerita Tanto.
Kemudian dia berpikir, jika hal yang ia alami terjadi juga pada ratusan pasien lain, artinya ada banyak obat yang sudah diresepkan, tapi tidak diberikan ke pasien dengan alasan kosong stok. “Hitung saja, itu baru di satu rumah sakit. Kalikan berapa puluh rumah sakit di Sumsel. BPJS mungkin dirugikan. Tapi sebenarnya pasien sebagai peserta juga rugi karena harus keluar uang lagi untuk beli obat tanpa diganti,” tuturnya. Direktur Utama RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang, dr Siti Khalimah SpKJ MARS mengatakan, untuk pasien BPJS semua obat ditanggung BPJS Kesehatan. "Kecuali pasien BPJS yang naik kelas, misal ke VIP, bisa ada obat-obat yang tidak ditanggung dan pasien membayar selisihnya," ucapnya. Seandainya stok obat habis, biasa RS yang mencarikan. "Kalau penggantian uang, kita tidak ada kebijakan itu. Tapi rumah sakit punya kerja sama dengan apotek kalau stok obatnya tidak tersedia," tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan