Kampus Tentukan UKT Sesuai Kebutuhan

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah kampus kembali berpolemik.

Sejumlah mahasiswa baru menuntut pengurangan UKT karena nilai yang ditetapkan kampus dianggap terlalu mahal, seperti belum lama ini protes mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri).

Pengamat Pendidikan Sumssl, Drs H Lukman Haris MSi mengatakan sebenarnya pendidikan di perguruan tinggi itu tidak boleh dikomersilkan.

“Penyebutan istilah komersil memang tidak boleh sembarangan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sebuah perguruan tinggi berarti memiliki keuntungan yang banyak berlipat ganda, itu bisa dikatakan komersil,” terangnya, kemarin.

Dikatakan, perguruan tinggi (PT) memang biasanya menentukan UKT sesuai dengan kebutuhan PT.

Kebutuhannya bermacam-macam sesuai dengan keperluan fakultasnya masing-masing. Jadi memang ada yang lebih murah dan lebih mahal, disesuaikan juga dengan kemampuan mahasiswa.

Dia mencontohkan Fakultas Kedokteran UKT-nya lebih besar, sedangkan UKT fakultas yang  lain mungkin lebih kecil.

"Jadi kita harus percaya bahwa UKT itu adalah uang kuliah tunggal untuk kebutuhan perguruan tinggi itu sendiri,

untuk kebutuhan mahasiswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar baik pada saat dia mengikuti praktek dan lain sebagainya,

serta untuk jasa kepada dosen-dosen yang melebihi jam mengajar dikasih honor," katanya.

Sementara pemerintah tidak memberikan tambahan kepada PT sehingga kampus harus mencari dana dari masyarakat dan itu berlaku di negeri. (nni/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan