Gangguan Alam Jadi Penyebab

*Puluhan Jam Listrik Padam

MURATARA –  Pemadaman listrik masih terus terjadi di Kecamatan Rupit Muratara akhir-akhir ini. Pemadaman sering berlangsung lama.

Kondisi itu menjadi keresahan warga.  Setiap terjadi hujan, aliran listrik ke wilayah termuda di Sumsel ini selalu terputus.

Wulan (30), warga Kecamatan Rupit menuturkan, semalam terjadi pemadaman listrik mulai pukul 01.00 hingga pukul 10.30 WIB kemarin. Sejumlah aktivitas warga jadi terkendala.

 "Mulai dari mesin pompa banyu, penerangan, cas HP, sampai masak nasi rata-rata pakai listrik. Kalau mati lampunyo lamo, warga jadi repot," katanya, Rabu (5/7).

Menurutnya, pemadaman aliran listrik sering dianggap terlalu lama, karena sering berlangsung hingga puluhan jam.

Pelanggan listrik negara di wilayah ini merasa, pelayanan aliran listrik di wilayah ini perlu ditingkatkan. ‘’Sekarang listrik sudah pakai token semua, kalau isi Rp100 ribu pulsanya cuma masuk Rp70 ribu di amper.

Artinya kami pelanggan bayar lebih, kami minta pelayanan maksimal, jika ada pemadamam minimal harus ada informasi resmi," bebernya.

Sementara itu, Hazbullah,  ketua Tim Regu PLN Rupit membenarkan jika dari Selasa (4/7) pukul 02.00 WIB hingga Rabu (5/7) pukul 10.30 WIB, sempat terjadi pemdaman aliran listrik.

‘’Ini terjadi akibat gangguan alam. Hujan deras dan adanya pelepah daun sawit yang menjorok ke kabel jaringan instalasi kabel induk,’’ ujarnya.

Dikatakan, jarak rentang dari gardu induk di Lubuklinggau ke Muratara sekitar 80 km, tentunya potensi gangguan  cukup banyak. 

‘’Terutama faktor cuaca dan hewan liar," katanya.

Pihaknya mengaku, jika terjadi ganguan seperti pohon tumbang menimpa jaringan induk, untuk tingkat perbaikan bisa dilakukan dengan cepat.

Namun jika gangguan terjadi secara tidak kasatmata. ‘’Seperti jika ada pelepah pohon yang kena jaringan induk, itu sedikit susah.

Kita mesti melakukan penyusuran dengan jarak 80 km, belum kondisi hujan, jarak pandang terbatas, makanya sering lama," bebernya.

Pihaknya juga berharap terhadap masyarakat agar tidak membiarkan dahan tanaman mereka menjorok ke kabel induk aliran listrik.

Kondisi itu paling sering ditemui saat terjadi gangguan.  ‘’Sebelum dahan pohon menjorok ke kabel jaringan induk, sebaiknya di pangkas.

Gangguan paling dominasi itu dahan dan hewan liar, setiap hujan pasti terjadi gangguan," bebernya.

Pihaknya berharap, saat petugas melakukan perbaikan masyarakat di minta untuk tetap bersabar.

Menginggat jarak pengawasan jalur Lubuklinggau-Rupit yang cukup jauh 80 km dan mesti dilakukan penyusuran secara perlahan. (zul/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan