Bayar Hajat, Tolak Balak hingga Tolak Santet
Editor: Irfan Sumeks
|
Sabtu , 01 Jul 2023 - 20:00
*Ritual Mandi Darah Masih Lestari di Muratara
MURATARA – Ada yang unik dalam budaya yang dilakukan warga Muratara. Yakni mandi darah. Kedengarannya memang seram. Karena tradisi ritual mandi darah ini biasanya terdapat di wilayah Virgin Lands, Kazakhstan, Rusia. Ritual itu dilakukan bangsa Viking maupun adegan Daenerys Targaryen, memandikan drogo dengan darah kuda dalam serial film Mother Dragon di Game of Thrones. Untuk tradisi mandi darah di Muratara lain lagi. Masyarakat di sini menganggap ritual itu sebagai bentuk pembayaran nazar atau janji kepada Tuhan Sang Pencipta. Sekaligus sebagai wujud rasa syukur, euforia dalam suatu momen keberhasilan. Bisa juga bentuk kepercayaan klasik bisa menyembuhkan penyakit dan menolak santet. Karenanya, tradisi ini terbilang langka dan hanya bisa ditemui di momen-momen tertentu. BACA JUGA : Nguli Gulo Palu, Lomba Seru yang Melestarikan Kuliner Tradisional‘’Saya pernah mengalami ritual mandi darah. Hampir seluruh keluarga saya melakukan ritual ini secara turun temurun,’’ ujar Alam, warga Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara.Alam mengaku tak mengetahui secara pasti, sejak kapan ritual itu berlangsung di tengah masyarakat. Namun karena tradisi lintas generasi ini banyak mengandung filosofis positif, maka dia mengikutinya.
“Dua adik saya sudah mengikuti ritual mandi darah. Biasanya dilakukan untuk membayar hajat. Tradisi ini sudah ada secara turun temurun dan sampai sekarang masih tetap dipakai di masyarakat kami di Pauh,” terangnya.Ritual mandi darah ini disebut sebagai ritual merabun kemean oleh warga lokal. Dilakukan sebelum matahari terbit, persisnya dimulai sehabis salat Subuh, hingga proses selesai disaksikan seluruh keluarga. BACA JUGA : Meditasi dan Pradaksina, Suatu Perjalanan Spiritual di Hari Waisak ‘’Darah tak boleh beku, jadi sekitar 5 menit kerbau disembelih, langsunglah mandi. Biasanya darah itu ditampung pakai ember, wajan atau lainnya baru diguyur ke badan,” ceritanya. Orang yang dimandikan darah diminta untuk bertahan sekitar 10 menit sembari didoakan kesehatan, keselamatan dan dilapangkan rezeki oleh seluruh sesepuh maupun sanak keluarga dan warga yang menyaksikan. Ritual dilanjutkan mensucikan diri dengan mandi di aliran Sungai Rawas. Menurut Alam, ritual itu selain untuk membayar nazar juga menolak bala, sihir, santet, guna-guna, dan agar tabah dalam menghadapi cobaan hidup. Kemudian dimaknai sebagai perayaan atas kesuksesan serta memunculkan sifat keberanian dan dapat meredam emosional. Mandi darah bisanya digunakan untuk laki-laki dan anak perempuan.
‘’Filosofinya anak laki-laki itu mesti kuat, berani, tahan banting tidak takut mengarungi hidup atau merantau,” katanya.Saat dimandikan darah ada sensasi yang sangat berbeda yang langsung dirasakan, mulai dari bagian kepala hingga ujung kaki. ‘’Mulai dari darah merah yang pekat, rasa hangat darah mengalir dengan bau khas semua menjadi satu,’’ katanya. Usai ritual mandi darah biasanya disambung dengan acara hajatan seperti yasinan dan mendoakan sesepuh maupun orang tua yang telah meninggal dunia.