Olah Kain Khas Jadi Tas-Baju, Cari Inspirasi dari Youtube
*Lebih Dekat Dengan Na'ijah Nana, Owner UMKM Rabina Craft
Meski hanya ibu rumah tangga, Na'ijah Nana tetap kreatif menyulap berbagai koleksi tas dan baju hasil olahan menggunakan kain tradisional khas Palembang.
Dia memproduksi produknya dengan brand Rabina Craft. Seperti apa cerita mantan pegawai asuransi ini?
Agustina Saridewi – PALEMBANG
Tas dengan berbagai model dan ciri khas kain Palembang menjadi daya tarik ketika mengunjungi stand milik Kecamatan Ilir Timur 3 dalam event Palembang Expo di Kambang Iwak belum lama ini.
Rupanya pengisi stand ini Na'ijah Nana dengan brand usahanya Rabina Craft.
Dengan ramah ia memperkenalkan produk hasil kreativitasnya dengan berbagai koleksi tas-tas cantik untuk ke acara-acara, tas santai, hingga tas kecil seperti pouch termasuk koleksi baju eco printing-nya.
Owner Rabina Craft, Na'ijah Nana mengatakan produk yang dibuatnya ini menggunakan bahan dari kain khas Palembang, yaitu songket, jumputan, dan kain blongket.
"Setiap produk juga limited edition, lantaran hanya produksi satu model satu item.
Karenanya tidak pernah ada koleksi yang sama, kalaupun ada permintaan biasanya baru akan dibuatkan model yang sama," terangnya.
Ia menjelaskan, kenapa setiap model atau koleksi hanya diproduksi satu item saja, karena pengerjaan memang ia lakukan sendiri.
"Misal dalam satu kain yang diolah itu mulai dikerjakan, maka akan dibagi mana untuk tas model selempang, tangan, atau baju, pouch, sehingga dalam satu model yang sama tidak pernah ada yang sama persis," jelasnya.
Saat ini ia fokus pembuatan tas, apalagi untuk permintaan juga lebih banyak tas. Permintaan tas dengan bahan kain tradisional ini cukup tinggi, dibanding tas kw atau ber merek tapi kw.
"Peminatnya di satu sisi mengangkat kain tradisional khas daerah juga mendukung pengembangan UMKM lokal," ujarnya.
Dalam proses pengerjaan, Na'ijah membaginya, misal satu hari khusus memotong kain yang dibagi-bagi untuk pembuatan tas-tas model apa saja, hari berikutnya pemotongan kain lapisan bagian dalam tas, baru setelahnya proses jahit menjahit.
"Untuk menjadi satu produk, kembali lagi ke model tas yang dijahit.
Kalau seperti tas ransel lebih rumit, maka dalam satu hari dapat satu. Beda halnya pouch lebih sederhana, dalam sehari kalau buat bisa dapat cukup banyak," paparnya.
Model produk tas sendiri, diakuinya, salah satunya didapat dari Youtube atau tas-tas lama yang tidak terpakai. Diambil polanya, dijahit lagi.
"Tapi ada juga modelnya dari permintaan konsumen," bebernya. Karena motifnya berasal dari kain khas Palembang, ada juga konsumen yang beli satu set mulai dari kain songket dan tas dengan model songket serupa bahkan sampai ke sepatu.
Pemasaran sering pameran ke berbagai daerah, permintaan paling jauh ke Jakarta - Bandung.
"Bukan hanya datang dari pameran atau konsumen beli langsung, ada juga dari rekomendasi Ketua TP PKK Kecamatan yang biasanya jika ada tamu mencari oleh-oleh kerajinan direkomendasi ke tempat kami," katanya.
Ada juga permintaan dari instansi atau lembaga untuk souvenir maupun dipakai seragam, seperti dari TP PKK kota Palembang dan Dinas Pariwisata Kota Palembang.
Soal harga, berbagai koleksi tas Rabina Craft dipatok kisaran mulai Rp75 ribu-Rp750 ribu.
"Tas paling murah ini seperti pouch Rp75 ribu, paling mahal berbahan songket bisa sampai Rp750 ribu," pungkasnya. (*/fad)