Target Minimal Menang Pilpres

PALEMBANG – Partai Golkar mulai bergerak ke seluruh Indonesia. Kemarin (16/1) sejumlah pengurus Partai Golkar se Sumatera Bagian Selatan (Sumatera II) terdiri dari Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka Belitu dan Lampung (Sumbagsel),  terlibat pembicaraan serius dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemenangan Pemilu 2024 di Hotel Aryaduta Palembang.

“Kita menyusun langkah mengkonsolidasikan, karena di Badan Pemenangan Pemilu telah diberi tugas bagaimana memenangkan Pilpres,” jelas Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar,  Lodewijk F Paulus, usai memimpin Rakornis kemarin.

Yang kedua kata dia, dalam Rakornis juga dibicarakan  bagaimana memenangkan Pileg dan Pilkada. “Pada 22 November 2022 lalu, Ketua Umum Airlangga Sutarto, telah mengeluarkan Surat Perintah kepada 1.160 Bacaleg seluruh Indonesia.  Perintah pertama segera turun ke lapangan membentuk “pasukan infanteri”. Masing-masing diperintahkan pada Bacaleg merekrut 20.000 orang, untuk kekuatan yang cukup berpotensi besar apabila kita kalikan 1.160 caleg,” paparnya.

Tujuannya kata dia supaya Partai Golkar bisa menang di Pilpres, menang di Pileg dan menang di Pilkada. Selain itu, sambung Lodewijk, target sudah ditentukan DPP untuk Pilpres  minimal menang.  “Kenapa kata-kata minimal, karena dalam pilpres tidak ada istilah juara 1 juara 2 dan juara 3. Karena hanya ada kata menang atau kalah. "Dan kita harus menang," ucapnya. Dia juga mengatakan pada Rapimnas 6 Maret 2021, telah disepakati Ketum Golkar menang pada Pilpres.

Menyinggung sistem pemilihan proposional tertutup dan terbuka, menurutnya, Partai Golkar sudah sangat berpengalaman dengan sistem proporsional secara tertutup dalam pemilu Orde Baru.  “Kita menggunakan sistem proporsional tertutup dan selama 32 tahun Golkar terus menang. Kemudian, pertama tahun 2004 lalu mulai era reformasi juga digunakan sistem proporsional secara tertutup. Alhamdulillah Golkar juga ikut tetap menang,”katanya.

Saat ini menurutnya Partai Golkar  mengenalkan sistem proporsional terbuka. Kenapa  Golkar ingin menggunakan sistem proporsional terbuka, padahal dalam sistem proporsional tertutup selalu menang? “Itu masalahnya, kita lakukan ini karena kita tahu bahwa sistem proporsional terbuka kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Golkar ingin tetap kedaulatan itu ada di rakyat bukan ditarik ke partai,” paparnya.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Bobby Adhityo Rizaldi, menjelaskan sebagai panitia pemenangan pemilu di pusat untuk di Sumsel,  dia mengupayakan untuk tetap menjadi pemenang di Sumsel. “Kita berharap memegang kursi ketua DPRD lagi untuk di tahun 2024. Kita targetkan pemenang pemilu dan menjadi ketua DPRD untuk provinsi,"ucapnya.

Bobby mengungkapkan sejumlah langkah yang akan dilakukan, diantaranya membangun jaringan dan juga menyampaikan apa sudah diperbuat karena Partai Golkar pada saat periode 2019-2024. Sehingga nantinya aspirasi masyarakat itu tetap terwujud dengan representative Partai Golkar. (iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan