Gendong Jemaah Kelelahan, Temukan Kasus Serangan Jantung

*Perjuangan Petugas Tolong Jemaah Haji di Tanah Suci

Pengabdian tanpa batas dan pamrih. Ketua Kloter 6 asal Palembang dan dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) menunjukkan itu di Tanah Suci. Kisah keikhlasan Jaya dalam membantu jemaah terjadi di Medinah. Usai salat isya. Semua jemaah haji yang menunaikan salat berjemaah di Masjid Nabawi beranjak pulang ke pemondokan masing-masing. Petugas kloter pun melakukan pendataan terhadap para jemaahnya. Sebagai ketua kloter, dia pun berkomunikasi dengan ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu) yang sudah tiba di hotel. Kemudian diketahui, ada seorang jemaah yang belum kembali. Seorang jemaah wanita. Dia dan tim pun langsung melakukan pencarian. Menyisir kawasan pelataran Masjid Nabawi. Akhirnya, jemaah wanita itu ditemukan. Tengah bersandar di pelataran Masjid Nabawi, Medinah. Tepatnya pada pintu keluar masjid. “Kelelahan,” ujarnya. Tak ada yang menemani. Tanpa pikir panjang, Jaya langsung menggendong jemaah lansia tersebut. Tak terpikir untuk cari kursi roda. Mengajaknya pulang ke penginapan. Saat itu, Jaya tak sempat menggunakan rompi petugas. Dia hanya menggenakan baju koko putih dan peci putihnya. Tapi mengenakan identitas petugas. “Alhamdulillah ketemu,” kata dia. Diketahui, jemaah kloter 6 Palembang berjumlah 360 orang. Mereka dari KBIH Hidayatullah, KBIH Assofa, KBIH Bisri dan Empat Lawang. Hasil pemeriksaan kesehatan jemaah kloter 6, ada 53 yang non resiko tinggi (risti). Lalu, 12 risti usia. 106 jemaah risti penyakit serta 189 risti usia dan penyakit. Total ada 307 yang masuk kategori risti. BACA JUGA : Bom Waktu Konflik Tapal Batas Mereka terbang dari Bandara SMB II Palembang ke Tanah Suci, 2 Juni lalu. Pukul 03.50 WIB. Para jemaah memang sudah dijelaskan untuk tidak khawatir. Sebab ada banyak petugas yang akan mengawasi dan membantu mereka jika kesulitan.
“Jemaah terutama yang lansia jangan khawatir. Ada petugas yang akan membantu mulai dari embarkasi Palembang hingga nanti selama di Tanah Suci,” jelas Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel, H Armet Dachil.
Dia mengimbau kepada jemaah Sumsel untuk tidak memaksakan diri salat berjemaah di Masjid Nabawi dan Masjidilharam. Terutama jemaah lansia, risti usia dan yang risti penyakit. Apalagi, jarak pemondokan jemaah Sumsel di Mekkah berada pada wilayah Syisyah. Sekitar 4 km dari Masjidilharam. Meski ada bus salawat, tetap saja untuk pergi pulang membutuhkan fisik yang prima. Belum lagi, suhu di Tanah Suci terbilang sangat panas. Mencapai 50 derajat Celsius pada siang hari. “Selalu bawa minum, jangan sampai dehidrasi. Untuk pihak KBIH dan petugas tolong ingatkan terus jemaah kita,” pesan Armet.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan