https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Petani Cabai Banting Harga

SUMSEL – Jelang Iduladha, harga cabai bergerak turun. Para petani kini banting harga. Tak mampu lagi menembus Rp20 ribu/kg. Paling hanya dibeli Rp12 ribu/kg. Padahal, pada tingkat pedagang masih lumayan tinggi. Syafaat, petani cabai merah di Desa Noman Baru, Kecamatan Rupit, Muratara menuturkan, jebloknya harga cabai merah sudah cukup lama. “Kalau beli dari kami paling Rp11-12 ribu/kg,” katanya, kemarin. Merosot jauh dari sebelumnya sempat Rp24 ribu/kg. Apalagi saat ini cabai sedang banjir di pasaran. Daripada tak terjual, akhirnya para petani pun banting harga.

“Saat ini banyak masuk cabai dari Lampung, Riau, Medan, dan Padang,” timpalnya. Dia mengaku, komoditas cabai merah merupakan salah satu produk yang sulit diprediksi. Kadang sering naik drastis. Tapi kemudian terjun menukik. Karena itulah cabai merah disebut rajanya hortikultura.
“Kadang kalau harga hancur-hancuran seperti sekarang ini, petani ada yang sampai gulung tikar. Tapi kalau harga lagi tinggi, semua utang bisa kita lunasi,” beber dia. BACA JUGA : Pasar Smartphone Anjlok Kuartal I Syafaat berikan gambaran. Satu hektare tanaman cabai perlu modal sekitar Rp30-35 juta. Mulai biaya garap lahan, pembibitan, perawatan hingga pemanenan. Sedangkan dalam satu hektare lahan cabai merah, estimasinya menghasilkan sekitar 1-2 ton sekali panen. “Kalau harga merosot terus, pasti tekor. Rp30-35 juta itu modal pokok. Belum upah petik, upah garap dan lainnya,” timpalnya. Sebagian petani cabai tak bisa bertahan harga. Mereka kadang pinjam modal dari bos pengepul. “Kalau dapat harga Rp20 ribu/kg itu sudah balik modal. Tapi kalau Rp12 ribu, kami makan modal,” keluhnya. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi, menegaskan cabai merah memang sering alami fluktuasi harga.
“Karena tak banyak petani tanam cabai merah. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan pasar masih bergantung dari luar,” jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan