Sevilla Empire

Sevilla 1(4)-(1)1 AS Roma

BUDAPEST - Sevilla mengklaim Liga Europa sebagai kerajaan mereka dengan spanduk "Our Empire". Mereka membuktikan klaim tersebut di Puskas Arena, Budapest, pada Kamis kemarin. Setelah kebobolan oleh Paulo Dybala pada menit ke-35, Sevilla menunjukkan bahwa mereka memang raja Liga Europa. Setelah menyamakan kedudukan melalui gol bunuh diri Gianluca Mancini pada menit ke-55 dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu, Sevilla memastikan kemenangan dalam drama adu penalti. Yassine Bounou sekali lagi menjadi pahlawan bagi Los Nervionenses, julukan Sevilla. Meski kalah dari Bryan Cristante, kiper asal Maroko tersebut menunjukkan keahliannya sebagai spesialis adu penalti dengan menyelamatkan eksekusi penalti Gianluigi Mancini dan Roger Ibanez. Tendangan Gonzalo Montiel yang tidak bisa dihentikan oleh Rui Patricio akhirnya memastikan kemenangan klub La Liga tersebut dengan skor 4-1. Tiga algojo Los Palanganas sebelumnya, yaitu Lucas Ocampos, Erik Lamela, dan Ivan Rakitic, juga menjalankan tugas mereka dengan baik. Ini merupakan gelar ketujuh Sevilla di Liga Europa sekaligus memperpanjang rekor sempurna mereka di partai puncak kompetisi klub level dua ini di Benua Biru. Sevilla sebelumnya juga menjadi juara pada musim 2005/2006, 2006/2007, 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016, dan 2019/2020. BACA JUGA:Keluhkan Mahalnya Saprodi Dengan tujuh gelar ini, Sevilla semakin menegaskan status mereka sebagai penguasa Liga Europa. Saat ini, mereka memiliki empat trofi lebih banyak dibandingkan Liverpool, Juventus, Inter Milan, dan Atlético Madrid yang masing-masing hanya mengoleksi tiga gelar. Selain itu, kesuksesan ini juga menjadi puncak dan akhir manis dari perjuangan melelahkan Sevilla musim ini. Seperti diketahui, Sevilla mengalami kesulitan di La Liga dan sempat terancam degradasi, yang mengakibatkan manajemen klub memecat dua pelatih mereka. Julen Lopetegui dipecat dari jabatannya pada Oktober 2022 dan digantikan oleh Jorge Sampaoli. Namun, Sampaoli juga digantikan pada bulan Maret sebelum José Luis Mendilibar ditunjuk sebagai pelatih, yang tidak hanya menyelamatkan Sevilla dari degradasi tetapi juga memberikan mereka tiket Liga Champions sebagai juara Liga Europa.
"Saya senang berada di sini setelah kemenangan untuk klub, yang mengalami masa sulit ketika kami tiba di sini. Kami memiliki kepercayaan pada orang-orang yang akan menjalani adu penalti," ujar Mendilibar di situs UEFA.
Yassine Bounou, yang menjadi pemain terbaik dalam pertandingan final, menegaskan bahwa ini adalah kemenangan bersama. "Rekan setim saya juga memberi saya ketenangan dan kepercayaan. Selamat untuk semua teman dan seluruh Sevilla," katanya. Bono, yang juga melakukan penyelamatan gemilang dengan menghalau tembakan jarak dekat Leonardo Spinazzola, menegaskan bahwa sejak awal ia percaya diri dalam melakoni adu penalti.
"Saya sudah mengalami banyak momen seperti ini dan saya menyadari bahwa Anda harus tetap tenang menghadapinya. Tahun ini penuh emosi, mulai dari Piala Dunia hingga hari ini. Mendilibar mempercayai saya dan saya harus membalas kepercayaannya," tegasnya.
Meski sempat memimpin dan memiliki lebih banyak peluang bagus untuk mencetak gol, Jose Mourinho sangat kecewa dengan kekalahan Roma. Namun, Mourinho yang menyerahkan medali kepada penggemar muda Roma menegaskan bahwa ia bangga dengan para pemainnya.
"Saya tidak pernah pulang dengan kebanggaan seperti hari ini, bahkan ketika saya menang. Anak-anak harus pulang dengan damai, dengan bangga karena mereka telah melakukan apa yang mereka lakukan. Mereka adalah anak-anak saya di Budapest," tegas Mourinho.
Mourinho, yang menelan kekalahan pertamanya dalam final kompetisi Eropa secara terbuka, mengkritik kepemimpinan wasit asal Inggris, Anthony Taylor. Menurutnya, Taylor membuat keputusan yang cenderung menguntungkan Sevilla. Protes utama Mourinho adalah bahwa Taylor tidak memberikan kartu merah kepada winger Sevilla, Erik Lamela. Pemain Argentina tersebut membenturkan siku ke wajah Roger Ibanez pada awal babak perpanjangan waktu, yang membuat bek Roma tersebut harus menjahit bibirnya. Selain itu, Lamela juga melakukan tekel keras pada akhir babak perpanjangan waktu. Mourinho berpendapat bahwa Lamela seharusnya dikeluarkan saat membenturkan siku kepada Ibanez dan seharusnya mendapatkan kartu kuning kedua atas pelanggaran keras keduanya di akhir pertandingan.
"Kami sudah terbiasa dengan pengaruh wasit dalam sebuah pertandingan. Ini bukan sesuatu yang baru. Namun, saya tidak menyangka hal ini akan terjadi dalam final kompetisi Eropa," keluh pelatih asal Portugal tersebut seperti yang dilaporkan oleh Football Italia.
Chris Smalling, yang mewakili pemain Roma, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. "Kekecewaan besar. Saat berbicara mengenai adu penalti, sulit untuk menerima kekalahan. Kami bertekad untuk menang dan kami telah berjuang habis-habisan di lapangan," ujarnya. Bek asal Inggris tersebut mengatakan bahwa mereka telah berusaha maksimal dan tidak ada yang perlu disalahkan. "Mourinho sangat bangga dengan kami pada akhir pertandingan. Ia mengatakan bahwa kami selalu bersama dan harus tetap kuat, karena kami menang dan kalah bersama," tandasnya. (amr/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan