Komitmen Bangun Energi Hijau

JAKARTA - PT PLN (Persero) mendapat predikat Green Ratings terbaik di Indonesia pada sektor energi dan pertambangan. Ini atas upaya perseroan melakukan transisi energi. PLN di nilai sebagai perusahaan yang memiliki perhatian lebih di atas rata-rata industri. Terkait praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Predikat ini di berikan oleh CNBC Indonesia Research kepada PLN pada acara Green Economic Forum 2023 di Jakarta. Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, mengatakan, pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat di tentukan komitmen negara menuju Green Economic. Menurut Moeldoko, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo Indonesia telah berkomitmen kuat mewujudkan Green Economic. “Transformasi menuju Green Economic telah di lakukan dan di jalankan secara nyata.

Dalam rangka menuju Net Zero Emission tahun 2060 Indonesia sudah sangat komit menghadapi perubahan iklim dunia dan mengurangi emisi karbon,” katanya.
Karena itu, dia mengajak seluruh pihak baik unsur pemerintah, swasta, hingga masyarakat turut mendukung upaya mewujudkan Green Economic di Indonesia. "Kita sudah menuju ke sana, maka tugas kita semua memberikan dukungan semaksimal mungkin agar kebijakan Green Economy betul-betul mendapat dukungan sepenuhnya dari kita semua dan masyarakat Indonesia," ujar Moeldoko. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan untuk mempercepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060, PLN telah melakukan banyak upaya untuk bisa mengurangi emisi karbon. PLN telah mengurangi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sebelumnya telah di rencanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 sebesar 13,3 Gigawatt (GW) dan akan mengembangkan pembangkit EBT hingga 51,6 persen dari total penambahan pembangkit sesuai RUPTL 2021-2030. "Langkah-langkah ini di lakukan PLN untuk bisa mengurangi emisi dari sektor pembangkitan," ujar Darmawan. Secara rinci, PLN akan membangun 10,4 GW PLTA, 3,4 GW pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan 4,7 GW PLTS. Darmawan menambahkan dalam upaya pengurangan emisi, PLN telah melakukan banyak langkah advance seperti menggantikan 1,1 GW PLTU dengan energi terbarukan dan 800 MW dengan gas alam. PLN juga melakukan co-firing atau pencampuran batu bara dengan biomassa pada 36 PLTU, yang akan terus bertambah menjadi 52 PLTU. Tidak hanya itu, PLN juga melakukan dedieselisasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebanyak 1 GW.
"Kami juga sudah uji coba perdagangan karbon pertama di 26 pembangkit listrik PLN. Selain itu mengaktifkan konsumsi energi terbarukan melalui layanan energi hijau atau Renewable Energy Ceritificate (REC)," tambahnya.
Darmawan menjelaskan transisi energi tak bisa di lakukan oleh PLN sendiri, namun butuh kolaborasi banyak pihak. "Ini membutuhkan investasi yang tak sedikit dan kolaborasi bersama dengan global. Sebab upaya pengurangan emisi berdampak langsung pada pengurangan emisi di Jepang, Eropa, bahkan Amerika," pungkasnya. (dik/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan