Ada Sebiduk Musi di Puskesmas Kampus
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan social, menimbulkan begitu banyak permasalahan social di masyarakat. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah meningkatnya jumlah anak jalanan setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Sosial, jumlah anak jalanan di Indonesia pada tahun 1997 mencapai 36.000 anak, yang pada tahun 2010 meningkat menjadi 232.894 anak jalanan, dalam kurun waktu 1997-2010 terjadi peningkatan anak jalanan dengan rata-rata 10.6% setiap tahunnya dan Sumatera Selatan menduduki posisi ke-15 dalam sebaran jumlah anak jalanan terbanyak di Indonesia. Permasalahan anak jalanan tidak lepas dari berbagai masalah seperti penyalahgunaan narkoba, pelacuran dini, kekerasan seksual, kekurangan gizi, tindak kriminalitas, dan korban kekerasan seksual, yang mana permasalahan ini dapat menimbulkan permasalahan lain seperti HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS). Perlu digarisbawahi anak terutama anak jalanan selalu menjadi korban kekerasan setiap tahunnya Berdasarkan data KPAI kekerasan pada anak cenderung naik turun. Pada tahun 2019 kasus terjadi adalah sebanyak 4.369 kasus, sedangkan pada 2020 naik menjadi 6.519 kasus, tetapi pada 2021 mengalami penurunan menjadi 5.953 kasus. BACA JUGA : TUMPAS TB di Puskesmas Dempo Menurut hasil penelitian, pengetahuan yang baik tentang seksual akan membantu remaja dalam mengenali tanda-tanda kekerasan seksual atau pelecehan seksual serta upaya apa yang akan dilakukan untuk menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun anak jalanan masih belum mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi ini, dan hingga saat ini Kementerian Kesehatan belum memasukkan kelompok anak jalanan sebagai kelompok yang rentan terhadap penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS. Oleh karena itu maka Kepala Puskesmas Kampus dr. Marlia Refianti, M.Kes membuat inovasi SEBIDUK MUSI (Konseling Bina Edukasi Kampus Beraksi), program ini bekerja sama dengan berbagai pihak antara lain Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Puskesmas, dan Anak Jalanan. Ide utama dari program ini adalah untuk menyediakan sarana interaksi masyarakat rentan anak jalanan dan pihak Puskesmas guna memberikan informasi kesehatan melalui pemberdayaan kelompok anak jalanan. Melalui Inovasi SEBIDUK MUSI ini, Puskesmas Kampus merekrut dan melatih kader-kader kesehatan dari kelompok marginal yaitu anak jalanan yang rentan terhadap kekerasan seksual, penyalahgunaan narkoba, prilaku seksual menyimpang yang berujung pada penularan penyakit infeksi menular seksual dan HIV AIDS dengan metode sharing knowlage mengenai Pendidikan reproduksi seksual. Pembentukan Posyandu SEBIDUK MUSI adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk komunitas anak jalanan dengan bantuan tenaga kesehatan. Kader anak jalanan yang sudah terbentuk memberikan pelayanan di Posyandu SEBIDUK MUSI, namun tetap dalam panduan dan pemantauan Puskesmas, setidaknya posyandu dilaksanakan satu kali dalam setiap bulan. Posyandu menjadi perpanjangan tangan Puskesmas untuk memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan secara terpadu dan informasi kesehatan terkini mengenai kesehatan reproduksi seksual dengan pendekatan street based. BACA JUGA : Puskesmas Taman Bacaan Inovasi Pak Camat Saat ini inovasi SEBIDUK MUSI mengalami banyak kendala, pada tahun 2020 program ini tidak berjalan dengan baik yang menyebabkan kegiatan pembinaan yang sudah dilakukan tidak membentuk kader kesehatan. Seiring berjalananya waktu, Puskesmas selaku motor dari inovasi ini melakukan berbagai perbaikan pada segala aspek sehingga pada tahun 2021 berhasil membentuk 20 orang kader dari anak jalanan dan pada tahun 2022 membentuk total 30 kader kesehatan. Bertepatan dengan perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2022 program ini telah meresmikan Posyandu Anak Jalanan binaan Puskesmas Kampus dan Kojartis (Kelompok Belajar Gratis) yang terletak di kelurahan 26 Ilir. Inovasi ini diagendakan untuk dilaksanakan setiap tahunnya di ruang lingkup Puskesmas Kampus sehingga diharapkan mampu memberikan kemudahan akses kepada anak jalanan dalam bidang kesehatan. Puskesmas Kampus menargetkan pelaksanaan pembinaan setidaknya kepada 10 anak setiap tahun diharapkan alumni pembinaan dapat menjadi pelatih dan juga menginspirasi kelompoknya demi melindungi mereka dari kerasnya kehidupan jalanan. (Ril).