BSI Proteksi Data dan Dana Nasabah

PALEMBANG – Gangguan jaringan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang terjadi beberapa hari terakhir memunculkan dugaan BSI menjadi korban ransomware. Informasi itu mencuat di media sosial (medsos) dipenuhi berbagai bukti bahwa BSI memang terkena ransomware. Ia adalah pakar keamanan siber sekaligus Pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto yang mengungkap kabar BSI diserang kelompok hacker Ransomware LockBit melalui akun Twitternya @secgroun, Sabtu (13/5).

“Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka menjadi korban ransomware. Total data yg dicuri 1,5 TB. Di antaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal & layanan yang mereka gunakan,” tulis Teguh.

Dia menjabarkan, adapun data yang bocor termasuk di antaranya data karyawan, dokumen keuangan, dokumen ilegal, NDA, dan lain-lain. Sementara data pelanggan yang bocor, di antaranya nama, nomor hp, alamat, saldo di rekening, nomor rekening, history tran-saksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan lain-lain. BACA JUGA : Gawat! Kelompok Hacker Klaim Curi 15 Juta Data Nasabah BSI

Mengenai hal itu, Kepala Cabang BSI Area Palembang, Zulfahmi tak mau banyak berkomentar terkait dugaan BSI diretas geng Hacker Ransomware. Dia hanya menyebut BSI tetap berkomitmen menjaga kepercayaan nasabah dan dana yang tersimpan di BSI dengan aman. “Alhamdulillah semua aktivitas dan chanel transaksi BSI sekarang juga sudah berjalan normal. Terima kasih atas support, doa, dan kerja samanya,” kata Zulfahmi.

Dia pun mengimbau kepada seluruh nasabah agar tetap waspada dan berhati-hati atas segala modus penipuan maupun tindak kejahatan digital yang mengatasnamankan bank. “Ja-ngan pernah memberikan PIN, OTP, maupun password kepada siapa pun termasuk pegawai BSI,” tegasnya. Lebih jauh ia mengatakan, BSI terus berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada seluruh nasabah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan