Sihir Mematikan Duo Brasil

*Madrid 2-1 Osasuna

SEVILLA- Real Madrid sukses merengkuh gelar juara Copa del Rey. Setelah mengalahkan Osasuna dengan skor 2-1 pada partai final di Estadio La Cartuja, kemarin (7/5).

Dua pemain muda Brasil, Rodrygo dan Vinicius Junior sukses menunjukkan sihir mematikan di pertandingan tersebut. Keduanya menjadi aktor utama kemenangan Los Blancos. Rodrygo memborong dua gol Madrid. Sementara Vinicius menjadi kreator gol-gol tersebut.

Kerjasama keduanya menghasilkan gol pertama Madrid di menit ke-2. Vinicius bak penari Samba meliuk-liuk melewati Jon Moncayola dan Ruben Pena sebelum mengirim umpan manis ke depan gawang yang langsung disambar Rodrygo.

Setelah Lucas Torro menyamakan kedudukan di menit ke-58, Vinicius kembali menunjukkan kepiawaiannya mengobrak-abrik pertahanan lawan sebelum bola liar hasil tembakan Toni Kroos diselesaikan Rodrygo yang memastikan Madrid menjadi kampiun Piala Raja.

Tak hanya dua gol itu, aksi-aksi keduanya juga berkali-kali mengacaukan pertahanan Osasuna dan memberi ancaman ke gawang mereka. Dan tidak berlebihan jika keduanya mendapat pujian.

"Kami bermain sangat baik selama setengah jam pertama, Vini Jr. tak terbendung,” kata Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti memuji performa hebat Vinicius dikutip dari situs Real.

Untuk Rodrygo, Ancelotti mengatakan, “Tidak ada yang tahu seberapa jauh dia bisa pergi. Dia pemain yang sangat elegan, pergerakannya luar biasa dan dia mencetak gol. Dia berkembang dengan luar biasa.”

Presiden Madrid, Florentino Perez juga memuji Rodrygo dan Vinicius. “Dia (Rodrygo) sangat bagus. Dia masih sangat muda dan akan memberi kita tahun-tahun penuh kegembiraan. Dia dan Vinicius luar biasa. Mereka masih sangat muda, yang berarti kami memiliki lebih dari satu dekade untuk terus menikmatinya," ujarnya.

Khusus Vinicius, Perez mengklaim winger 22 tahun itu adalah pemain terbaik di sektor sayap. “Dia yang terbaik di posisinya di dunia. Setiap kali dia mendapatkan bola, semua orang berhenti untuk melihat apa yang akan dia lakukan. Sangat sulit untuk menghentikannya,” puji Perez.

Bagi Madrid sendiri, ini adalah gelar Piala Raja ke-20 mereka. Sebelum ini, mereka terakhir menjadi kampiun pada musim 2013/2014 saat mengalahkan Barcelona di partai puncak.

“Anda senang setiap kali memenangkan gelar. Itu adalah Copa del Rey yang diperjuangkan dengan sangat keras. Kami mulai dengan Cacereño, yang berjuang mati-matian, lalu Villarreal, Atlético Madrid dan Barcelona. Itu bukan jalan yang mudah ke final,” jelas Perez.

Dengan Osasuna juga memberikan perlawanan sengit dan fakta bahwa mereka memenangkannya kembali setelah satu dekade, Perez menegaskan trofi ini sangat penting artinya.

“Copa del Rey sangat penting bagi kami karena kami bermain melawan pemain terbaik di Spanyol. Ini layak mendapat pujian besar karena semua orang memberikan semua yang mereka miliki. Trofi dimenangkan melalui banyak kerja keras dan pengorbanan," ujar Perez.

Madrid masih punya peluang menambah gelar musim ini. Pada tengah pekan, mereka akan berhadapan dengan Manchester City di leg pertama babak semifinal Liga Champions. "Saya ingin terus memenangkan trofi bersama Real Madrid," kata Rodrygo.

Gagal membuat sejarah sebagai pelatih pertama yang mempersembahkan trofi Copa del Rey untuk Osasuna, Jagoba Arrasate sementara itu mengaku sangat kecewa.

“Setelah begitu banyak ketegangan, saya menangis. Sungguh memalukan bagi para penggemar. Fans kami pantas mendapatkan Piala dan kami bangga dengan mereka. Mereka memberi kami banyak kekuatan,” kata  Arrasate seperti dikutip dari Diario AS.

Arrasate menegaskan usaha anak asuhnya sudah maksimal. “Kami menjalani Copa yang fantastis. Tetapi kami tahu apa itu Real Madrid. Saat pertandingan imbang, tim sangat bersatu, tapi kami tidak bisa mengembalikannya, setelah gol kedua mereka,” pungkasnya. (amr/gsm)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan