Sulit Bangkit karena Duit

*Sejak Turun Kasta. Sriwijaya FC Minim Sponsor

*Pasca Liga 2 Dihentikan. Pemain Tunggu Keputusan Manajemen

PALEMBANG – Komite Eksekutif PSSI menghentikan Liga 2 setelah menggelar rapat komite eksekutif. Ada sejumlah pertimbangan yang membuat mereka akhirnya satu suara tidak melanjutkan kompetisi. Keputusan ini disesalkan manajemen Sririjaya FC.

Sebab, Sriwijaya FC bertekad untuk bisa bangkit dan kembali ke kasta Liga 1. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri), Faisal Mursyid SH, kemarin.

Kata Faisal. tidak benar pihaknya mendukung liga dihentikan. Pada 14 Desember 2022, dia memang hadir memenuhi undangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam acara pertemuan klub dan pembahasan transformasi sepak bola nasional.

“Pesan Manajer Tim Sriwijaya FC dan Direktur Teknik Sriwijaya FC tegas, klub Sriwijaya FC siap kembali mengarungi atau melanjutkan atau mengikuti kompetisi Liga 2 tahun 2022 baik sistem home and away,  maupun sistem Buble atau wilayah seperti yang diterapkan pada kompetisi liga 1 BRI,” ujarnya, kemarin. Baca juga : Sejarah Berdirinya Sriwijaya FC,  Sosok Ini Jadi Promotornya

Namun, sehari sebelumnya, ternyata ada ada pertemuan atau silaturahmi pengurus klub Liga 2 yang tidak diikuti oleh Sriwijaya FC. Yang hadir saat itu sepakat mengusulkan opsi penghentian Liga 2 karena sebagian besar klub mengalami masalah finansial sejak terhentinya Liga 2 tahun 4 Oktober 2022.

Kemudian, pada pertemuan 14 Desember 2022, banyak klub yang mengusulkan sistem Buble daripada home and away. “Kami mewakili klub menyampaikan, system apa saja siap. Yang penting Liga 2 dilanjutkan,” tegas Faisal. Baca juga : Liga 2 Dihentikan, Netizen Justru Serbu Instagram SFC, Komentarnya Pedas!

Dia juga minta kepastian kapan kompetisi dimulai mengingat ada hak dan kewajiban antara klub dan sponsor terus berjalan. Dalam rapat muncul empat pendapat. Pertama, mengusulkan kepada PT LIB agar kompetisi liga 2 tahun 2022 dilanjutkan dengan sistem buble atau wilayah.

Keduanya, usul ke PSSI agar ada operator khusus untuk Liga 2 dikarenakan klub Liga 2 tidak mempunyai saham dan hak suara di PT liga Indonesia baru. Ketiga, menunda Liga 2 tahun 2022 dengan dilanjutkan dengan operator yang baru.

Keempat, ada klub yang mengusulkan penghentian Liga 2 tahun 2022 dikarenakan kondisi keuangan dan faktor psikologis setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan. “Sangat disayangkan beredar notuler dan daftar tanda tangan pertemuan klub tanpa menerangkan klub mana saja yang mendukung dan tidak salah satu dari empat opsi itu,” beber Faisal. Baca juga : Kamu Nanya, Kamu Bertanya-Tanya ? Ini Nih Yang Bikin Kalimat Itu Viral

Padahal, klub Sriwijaya FC tetap dalam opsi melanjutkan kompetisi liga 2 tahun 2022 dengan operator PT LIB atau operator baru yang ditunjuk PSSI. Tapi disangka mendukung penghentian Liga 2. Sehingga beredar juga isu dugaan pemalsuan tanda tangan pengurus klub yang hadir.

“Kita, manajemen klub Sriwijaya FC dengan jajaran pelatih para pemain serta official sudah sejak awal bertekad bersungguh-sungguh untuk memulai persiapan dan mengikuti kompetisi liga 2 tahun 2022 dengan target lolos Liga 1,” tegasnya.

Dalam wawancara dua hari lalu, Faisal mengakui, kesuksesan tim tidak lepas dari dukungan semua pihak. "Alhamdulillah, kita bisa juaga 2007/2008," katanya. Dari target hanya masuk 4 besar divisi utama, malah meraih double winner.

Namun, seiring dengan perkembangan 2015/2016, banyak pendatang baru, banyak FC FC baru, seperti Borneo FC, Arema FC, Bali United, dan lainnya. "Banyak kekuatan - kekuatan baru di sepakbola Indonesia ini," ujarnya.

Di sisi lain, kemampuan tim Sriwijaya GC juga tidak bisa dimaksimalkan lagi. Sedangkan klub lain bisa lebih maksimal.Baik dalam mendatangkan pemain, seperti Persebaya, Persib Bandung, Bali United, dan Persija yang beranbi mengontrak para pemain dengan nili yang bisa dikatakan fantastis.

“Sponsor/investor merupakan nyawanya sepakbola. Klub tidak boleh didanai oleh APBD atau pemerintah,” imbuhnya. Itu kententuan sejak 2012. Justru itulah masalah Sriwijaya FC. Dengan prestasi terus merosot, kesulitan mendapatkan sponsor besar.

Manajemen sudah mencoba. Tapi, hingga akhhirnya turus kasta ke Liga 2,  baru didukung sponsor tradisional, yaitu BUMN. Ada juga BUMD. "Tapi tidak selamanya juga begitu, karena lompatan klub lain itu lebih dari kita," jelas Faisan. Baca juga : Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA dan Kunci Jawabannya

Harapan SFC, bisa seperti Bali United yang sudah bisa IPO. "Kita sudah berfikir ke arah situ. Tapi, kondisi sekarang semua berubah. Apalagi di 2018 kita turun ke Liga 2," katanya.

Ini yang juga membuat Sriwijaya FC kesulitan untuk bangkit lagi. Apalagi di 2020 muncul hantaman pandemic Covid-19. Kompetisi terhenti.

Tanpa pertandingan, sponsor pikir panjang untuk membiayai Laskar Wong Kito. "Paling utana yang kita kejar untuk kembali ke Liga 1. Dengan begitu, setidaknya orang menoleh kepada kita. Kalau masih di Liga 2, kita maklumilah," pungkasnya.

Teprisah, pemain gelandang Sriwijaya FC, Amirul Mukmin belum mau berbicara banyak soal Liga 2 dan pembubaran tim. "Mohon maaf, untuk saat ini saya belum bisa kasih statement. Mohon dimaklumi," ucapnya.

Sedangkan bek sayap Sriwijaya FC, Rendy Siregar mengatakan, dia belum punya rencana  ke depan. "Masih menunggu kabar dari manajemen," katanya. Kesibukannya sekarang masih tetap latihan. Sesekali melatih anak-anak SSB.

Sementara striker Sriwijaya FC, Fiwi Abu Abdillah Dwipan menyampaikan, dia juga belum punya rencana setelah Liga 2 dihentikan. "Saya yakin, Allah pasti akan kasih rezeki dengan tidak disangka-sangka. Itu tidak akan pernah tertukar. Setiap yang terjadi itu sudah kehendak Allah swt," ucapnya.

Dia menambahkan, pasti ada hikmah dibalik dihentikannya kompetisi Liga 2. "Tapi sebagai pesepak bola yang mencari rezeki di lapangan, pastinya sangat sedih mendengar kabar Liga 2 dihentikan. Di sisi lain, harus tetap sabar dan selalu bersyukur. Mudah-mudahan sepak bola Indonesia ke depan semakin maju," pungkasnya. (tin)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan