Kemendiktisaintek Dorong Konsep Living Lab: Riset Sains Lebih Dekat dengan Masyarakat

Reporter: Dody Suryawan |

Editor: Rian Sumeks |

Sabtu , 04 Oct 2025 - 13:13

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek Kemendiktisaintek, Yudi Darma, menegaskan pentingnya peran media dalam menyebarkan gagasan sains dan teknologi agar lebih dekat dengan masyarakat. -Foto: IST-

"Sejak awal harus ada umpan balik dari masyarakat maupun industri dalam menentukan peta jalan penelitian. Dengan begitu, keberlanjutan riset bisa terjamin, dan hasilnya tidak sekadar berhenti di produk yang jauh dari kehidupan nyata,” jelas Evi.

Dengan hadirnya living lab, diharapkan riset saintek Indonesia bukan hanya menjadi karya akademik, melainkan juga solusi nyata yang tumbuh dari kebutuhan masyarakat dan kembali memberi manfaat bagi mereka.

kemendiktisaintek dorong konsep living lab: riset sains lebih dekat dengan masyarakat                            jakarta, sumateraekspres.id – direktur diseminasi dan pemanfaatan sains dan teknologi (saintek) kemendiktisaintek, yudi darma, menegaskan pentingnya menghadirkan riset yang tidak lagi eksklusif di balik pintu laboratorium.
ia menekankan, penelitian harus memberi ruang partisipasi masyarakat sejak awal agar manfaatnya lebih nyata.
menurut yudi, pendekatan ini dikenal dengan istilah living lab atau laboratorium hidup.
konsep tersebut memungkinkan riset dikembangkan bersama masyarakat yang kelak akan menjadi pengguna sekaligus sumber masukan.
baca juga:hanya rp25 ribu anak bisa main sepuasnya di nana playground kayuagung, oki 
baca juga:siap-siap, ada tersangka baru dalam kasus dana hibah kpu prabumulih?
“riset jangan hanya berhenti di ruang eksklusif. masyarakat punya kebutuhan dan harapan yang bisa memengaruhi arah pengembangan saintek. dengan living lab, kami ingin masyarakat ikut terlibat sejak awal,” ujar yudi dalam diskusi media di jakarta, jumat (3/10/2025).
dengan keterlibatan langsung masyarakat, lanjutnya, produk riset dapat diuji lebih cepat dan menerima umpan balik segera.
ia menilai, pendekatan ini bukan semata soal transfer pengetahuan, melainkan juga proses membangun kolaborasi dan partisipasi aktif dalam memperkuat inovasi saintek nasional.
hal senada juga disampaikan evi eliyanah, dosen sastra inggris universitas negeri malang (um).
baca juga:spensa comeback di dbl, sampaikan pesan duka untuk ponpes al khoziny
baca juga:dakwah fest 2025, panggung bakat dan prestasi generasi muda
menurutnya, ilmuwan tidak boleh merasa paling memahami kebutuhan masyarakat tanpa melibatkan mereka.
“masyarakat harus dilibatkan sejak tahap awal, terutama saat mendefinisikan masalah yang ingin diselesaikan."
"sejak awal harus ada umpan balik dari masyarakat maupun industri dalam menentukan peta jalan penelitian. dengan begitu, keberlanjutan riset bisa terjamin, dan hasilnya tidak sekadar berhenti di produk yang jauh dari kehidupan nyata,” jelas evi.
dengan hadirnya living lab, diharapkan riset saintek indonesia bukan hanya menjadi karya akademik, melainkan juga solusi nyata yang tumbuh dari kebutuhan masyarakat dan kembali memberi manfaat bagi mereka.