Ekosistem Purun Danau Desa Menang Raya, Pedamaran, OKI, Sumatera Selatan Pasca Karhutla Tahun 2023

Reporter: Ratih Wijayanti |

Editor: Alfery |

Jumat , 22 Mar 2024 - 07:15

Ratih Wijayanti-Foto: Ist-

Mereka memanfaatkan lahan rawa yang terbakar, tempat habitat purun danau, untuk bercocok tanam padi.

Praktik ini umumnya terjadi saat musim kemarau. Namun, setelah peralihan musim, rawa lebak yang sebelumnya kering kembali tergenang, dan pertumbuhan purun pun membaik dengan kualitas yang lebih baik.

ekosistem purun danau desa menang raya, pedamaran, oki, sumatera selatan pasca karhutla tahun 2023                            oleh : ratih wijayanti
sumateraekspres.id - desa menang raya merupakan salah satu desa yang berada di kabupaten oki, sumatera selatan.
topografi desa menang raya berada di kecamatan pedamaran yang memiliki luas wilayah 2.475 ha dan terletak pada ketinggian 5 mdpl yang tergolong dataran rendah (lowland).
secara geomorfologi, luasan wilayah gambut desa menang raya kurang dari 200 ha. kubah gambut berada di lebak purun yang dimanfaatkan masyarakat pedamaran untuk mengambil purun dan merupakan wilayah konservasi tinggi (nkt).
secara geomorfologi, luasan wilayah gambut desa menang raya kurang dari 200 ha. kubah gambut berada di lebak purun yang dimanfaatkan masyarakat pedamaran untuk mengambil purun dan merupakan wilayah konservasi tinggi (nkt). 
baca juga:hukum dalam kendali kecerdasan artifisial
desa menang raya merupakan salah satu desa tempat habitat tumbuhan purun danau.
keberadaan purun danau di wilayah ini dapat di jumpai di beberapa lebak purun atau lebak lebung.
pemanfaatan tumbuhan ini, biasanya digunakan oleh warga desa sebagai bahan baku anyaman tikar dengan memanfaatkan batang (tajuk) tumbuhan.
dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat desa, ancaman eksternal yang mempengaruhi keberadaan purun danau di wilayah ini adalah adanya konversi perkebunan dan kebakaran lahan.
baca juga:pasca hujan deras dan banjir waspadai penyakit leptospirosis yang harus ditingkatkan kesehatan lingkungan
masyarakat, terutama di wilayah kabupaten ogan komering ilir, memiliki kebiasaan membuka lahan dengan membakar, juga dikenal sebagai "sonor". 
tahun 2023 terjadi kebakaran hutan dan lahan dengan luasan mencapai 20.558,3 hektar. sebanyak 11.465,8 hektar tanah non gambut, dan 9.092,5 hektar gambut kata kepala balai pengendalian perubahan iklim dan kebakaran hutan lahan wilayah sumatera, ferdian kristanto yang dikutib dari detik.com.
selain faktor alam, kebakaran seringkali dipicu oleh tindakan manusia, terutama masyarakat setempat.
mereka memanfaatkan lahan rawa yang terbakar, tempat habitat purun danau, untuk bercocok tanam padi.
praktik ini umumnya terjadi saat musim kemarau. namun, setelah peralihan musim, rawa lebak yang sebelumnya kering kembali tergenang, dan pertumbuhan purun pun membaik dengan kualitas yang lebih baik.