Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Api Sumpah Pemuda Menyala di Gedung Kesenian Palembang, Kesenian Jadi Jembatan Menyatukan Generasi Bangsa

Dari panggung Gedung Kesenian Palembang, semangat Sumpah Pemuda ke-97 kembali menyala — mempersatukan generasi muda lewat karya, budaya, dan cinta tanah air. Foto:Ist--

Berbagai puisi kemudian menggema di panggung. Di antara penampil, ada Vebri Alintani dan Anto Narasoma dengan karya “Sumpah Serapah,” Indah Rizki Ariani Mujyaer dengan “Guru yang Pensiun,” Dr. Hendra Sudrajat melalui “Satu Suara di Tepian Musi,” serta Salwa Safitri yang membacakan “Mati Muda” karya Soe Hoek Gie.

Sorak tepuk tangan penonton menggema usai setiap penampilan — bukti bahwa seni tetap menjadi bahasa universal yang mempersatukan lintas generasi.

BACA JUGA:ASN Lahat Harus Punya Hati dan Integritas

BACA JUGA:Askolani Fokus Tuntaskan Infrastruktur Jalan Banyuasin

Generasi Muda, Penjaga Jati Diri Bangsa

Kemeriahan semakin terasa dengan kehadiran para Duta dan Ikon Pelajar Sumatera Selatan, di antaranya Duta Pelajar Sumsel, Duta Bastra, Duta Pelajar Remaja Nusantara, Icon Gadis Wisata Musi, Best Attitude Wisata Musi, hingga Putra-Putri Pariwisata Sumsel.

Mahasiswa magang dari Prodi Seni Pertunjukan dan Bahasa Indonesia Universitas PGRI Palembang juga turut berperan, baik sebagai panitia maupun pengisi acara.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Palembang, Septa Marus, menegaskan pentingnya seni sebagai kekuatan pemersatu bangsa.

“Pemuda adalah ujung tombak perubahan. Melalui seni dan budaya, kita memperkuat jati diri bangsa. Inilah makna dari bersatu, berkarya, dan berbudaya,” ujarnya.

BACA JUGA:Heboh Siswi SMPN 30 Palembang Alami Dua Kali Percobaan Penculikan, Polisi Bergerak Cepat

BACA JUGA:Zero Karhutla, PT Berkat Sawit Sejati Beri Rp25 Juta untuk Desa Bebas Kebakaran di Muba

Kolaborasi Seni: Ketika Tradisi Bertemu Modernitas

Bagian paling memukau malam itu adalah kolaborasi tari dan musikalisasi puisi persembahan Tim Magang Universitas PGRI Palembang, Sanggar Blok E, dan Art Company.

Tarian berjudul “Tightrope” menampilkan keseimbangan antara modernitas dan tradisi, menggambarkan semangat pemuda yang berjalan di antara dua dunia: warisan leluhur dan tantangan zaman.

Alunan musik etnik kontemporer dan gerak tari dinamis menciptakan suasana magis di atas panggung.

Tak ketinggalan, penampilan Fatimah Azzahra Gita Dranie dengan lagu bertema perjuangan dan cinta tanah air menambah kekuatan emosional acara tersebut.

Acara dipandu oleh Winda Wulandari dan Desi Ashari, menghadirkan suasana hangat, interaktif, dan penuh semangat persaudaraan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan