Implementasi Perencanaan Sesuai Target, Bappeda Sumsel Undang Semua Stakeholder
RAPAT: Kepala Bappeda Sumsel Regina Ariyanti memimpin langsung rapat persiapan penilaian tahap II PPD 2025, kemarin.-foto: nanda/sumeks-
Bersiap Sambut Tahap II Penila
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemprov Sumsel, berhasil masuk tahap dua penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2025. Untuk mempersiapkan diri jelang proses wawancara dan verifikasi tingkat provinsi oleh panitia pusat, Bappeda Sumsel mengungkap semua stakeholder terkait.
Pertemuan di ruang rapat Dapunta Hyang Lantai III Bappeda Sumsel, Rabu (17/9). Kepala Bappeda Sumsel, Regina Arianti mengatakan, ada tiga tahap penilaian PPD 2025. Pertama, penilaian terhadap dokumen. "Itu sudah dilakukan dan kita lolos. Sekarang masuk tahap dua, yakni wawancara sekaligus verifikasi oleh tim penilai dari pusat," katanya.
Nantinya, tim penilai akan melihat bagaimana ketercapaian pembangunam di Sumsel. Juga menggali hubungan perencanaan dengan implementasinya. "Jangan sampai perencanaannya bagus tapi implementasinya tidak sejalan atau capaian-capaian nya tidak tercapai, " ujarnya.
Jika dilihat dari paparan seluruh stakeholder yang hadir, semua capaian cukup bagus. "Bahkan dalam target yang kita masukkan pada dokumen, sebagian sudah tercapai. Tinggal bagaimana mempertahankan, dan meningkatkan kembali dengan sisa waktu yang ada," tutur dia.
BACA JUGA:Pj Walikota Lantik Perencana Ahli Utama dan Plt. Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang
Dalam setiap tahapan penilaian, ada empat aspek yang dinilai. Yakni capaian dari sisi dokumen. Yaitu kualitas dokumen perencanaan seperti apa, lalu sinerginya dan keterkaitannya. "Kemudian dari sisi proses. Bagaimana proses yang dilakukan dalam perencanaan, apakah melibatkan seluruh stakeholder. Kami bersyukur seluruh stakeholder di Sumsel semua terlibat," imbuh Regina.
Lalu, penilaian inovasi. umsel mengusung dan memilih Program Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) Berbasis Korporasi Petani yang diusung Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Dr Ir HR Bambang Pramono MSi menerangkan, Program Kawasan Sentra Produksi Pangan dilaksanakan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi.
"Program tersebut dilakukan melalui kegiatan pendampingan, pengawalan pertanaman komoditi pangan dan hortikultura sesuai rekomendasi teknis, spesifik lokasi dan berdasarkan kebutuhan petani mulai dari ulu sampai ke Hilir. Tujuannya dapat meningkatkan kemandirian petani," beber dia,
Pada 2023 produksi beras Sumsel tercatat 31,5 juta ton. Tahun lalu, sedikit turun jadi 30,4 juta ton. Tapi penurunan terjadi secara nasional. Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagai sentra beras juga mengalami penurunan produksi. “Alhamdulillah Sumsel pada 2024 masih surplus," imbuhnya.
BACA JUGA:Bappeda Empat Lawang Gencarkan Program CSR untuk Pengentasan Kemiskinan dan Penanganan Inflasi
BACA JUGA:Harrey Hadi Resmi Ketuai Forum Kepala Bappeda Kota se Indonesia
Yang perlu dibenahi, indeks pertanaman di Sumsel yang bisa dibilang masih stagnan. “Dari luas sawah 519.482 hektare, hanya 17 persen saja yang bisa ditanami di musim kedua,” ucap Bambang.
