Tukar Takdir, Ketika Keselamatan Menjadi Hukuman Takdir
Tukar Takdir membawa penonton menembus batas antara hidup dan rasa bersalah—sebuah kisah penyintas yang selamat, tapi tak pernah benar-benar bebas dari hukuman takdir. Foto:Net--
Dita (Marsha Timothy), istri Raldi, yang dikuasai amarah dan kehilangan.
Bagi Dita, keberadaan Rawa adalah simbol ketidakadilan takdir—seseorang yang “seharusnya” tidak hidup di tempat suaminya mati. Ia menuntut jawaban, dan bahkan keadilan, atas hidup yang direnggut tanpa alasan.
Zahra (Adhisty Zara), putri dari pilot pesawat yang turut tewas. Zahra menghadapi stigma masyarakat terhadap ayahnya sekaligus pergulatan batin antara kehilangan dan penerimaan.
Hubungannya dengan Rawa berkembang menjadi ikatan rumit, diwarnai duka, simpati, dan harapan untuk saling memaafkan.
Melalui Tukar Takdir, Mouly Surya membawa penonton menyelami makna baru dari kata “penyintas”. Bahwa selamat bukan berarti terbebas—kadang justru menjadi bentuk hukuman yang lebih berat.
Rawa harus menghadapi dirinya sendiri, menebus rasa bersalah yang tak kasat mata, dan belajar berdamai dengan takdir yang tak pernah ia pilih.
BACA JUGA:Berusaha Pulang dalam Luka, Riky Tewas Bersimbah Darah Usai Ditikam di Jakabaring
BACA JUGA:Sriwijaya FC Kalah, Budi Sudarsono Hadir di Jakabaring
Film ini bukan hanya kisah tentang hidup dan mati, melainkan tentang bagaimana manusia mencari arti di antara kehilangan.
Tukar Takdir adalah perjalanan emosional menuju penerimaan, memaafkan diri, dan menemukan kembali makna kehidupan setelah kehancuran.
