Anak & Digital Detox, Cara Keluarga Membangun Kebiasaan Sehat di Era Serbadigital
Saatnya ajak anak lepas sejenak dari layar! Yuk kenalkan digital detox demi kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka. Foto:Meta AI--
Aktivitas ini bukan hanya mengalihkan perhatian dari gawai, tetapi juga mengasah kreativitas, kebersamaan, serta keterampilan baru.
Menetapkan Aturan Digital di Rumah
Agar pembiasaan lebih konsisten, orang tua dan anak perlu menyepakati aturan bersama, seperti:
- Tidak menggunakan gawai saat jam makan atau menjelang tidur.
- Membatasi durasi bermain game dan berselancar di media sosial.
- Memanfaatkan aplikasi edukatif yang mendukung pembelajaran.
Kesepakatan yang konsisten akan menumbuhkan kesadaran anak bahwa teknologi bukan untuk menguasai hidup, melainkan untuk mendukung aktivitas produktif.
BACA JUGA:Longsor Muba Ancam Jalan Sekayu–Lubuklinggau, Rumah Warga Terdampak
BACA JUGA:Jalan Tegal Binangun Banyuasin Viral, Bupati Askolani Pastikan Diperbaiki
Dampak Positif Jangka Panjang
Jika digital detox dilakukan secara rutin, manfaatnya sangat terasa. Anak akan memiliki fokus belajar yang lebih baik, tidur lebih berkualitas, kesehatan mata terjaga, dan kemampuan komunikasi meningkat.
Yang lebih penting, anak tumbuh dengan pemahaman bahwa teknologi harus digunakan secara bijak dan seimbang dengan kehidupan nyata.
Digital detox bukanlah ajakan untuk menolak teknologi, melainkan membentuk pola hidup sehat dalam menggunakannya.
BACA JUGA:Job Fair OKI ke-80: 2.000 Lowker PMI ke Jepang, Korea & Dubai
Dengan pendampingan orang tua dan lingkungan keluarga yang suportif, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, serta tetap mampu memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif.
