Penyakit Meranggas Ancam Duku Kandis, Petugas Bergerak
MONITORING: Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuh (POPT) Ogan Ilir saat melakukan monitoring tanaman duku di Kecamatan Kandis. -FOTO: ANDIKA/SUMEKS-
INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID -Penyakit meranggas pada pohon duku menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan produksi buah duku di berbagai daerah sentra, khususnya di Sumatera Selatan.
Fenomena ini ditandai dengan gejala daun menguning, mengering, dan rontok secara masif, diikuti kematian cabang hingga seluruh pohon.
BACA JUGA:Ini Cara untuk Mengetahui Penyakit Tanaman Akibat Jamur atau Bakteri, Yuk Simak
Penyakit ini bukan sekadar gangguan fisiologis, melainkan akibat infeksi patogen yang menyerang sistem perakaran dan jaringan batang, sehingga menyebabkan gangguan sistemik pada tanaman.
“Kami mendeteksi dari laporan masyarakat adanya serangan penyakit meranggas pada pohon duku, terutama di sekitar Kecamatan Kandis,” ungkap Andi, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ogan Ilir.
Kecamatan Kandis merupakan salah satu wilayah penghasil buah duku di Ogan Ilir. Berdasarkan data BPS, angka produksi duku di Ogan Ilir mencapai 70.714 kuintal.
“Penyakit meranggas duku jika tidak cepat diantisipasi dapat meluas ke tingkat serangan tinggi bahkan menjadi kejadian luar biasa.
Kami telah melakukan monitoring di lapangan dan pertemuan dengan masyarakat di tiga desa, yakni Desa Kandis 1, Kandis 2, dan Miji,” ujarnya.
Rencananya, pada 17 November mendatang akan segera dilakukan upaya pengendalian. “Kalau tidak segera dilakukan upaya pengendalian, duku di wilayah Kandis bisa musnah,” tukasnya.
Penyebab utama penyakit meranggas ini adalah jamur Phytophthora palmivora. “Merupakan organisme tular tanah yang sangat agresif dan mampu bertahan dalam kondisi lingkungan lembap,” ujarnya.
Jamur ini menyebar melalui air, tanah, dan alat pertanian yang terkontaminasi, serta dapat menyerang tanaman melalui luka pada akar atau pangkal batang.
Setelah menginfeksi, jamur ini menghambat aliran nutrisi dan air dari akar ke bagian atas tanaman.
“Akibatnya daun kehilangan turgor dan mengalami kerontokan. Lalu, batang menjadi busuk, kulit mengelupas, dan pohon mati secara perlahan,” katanya.
