Lapas Empat Lawang Sukses Ubah Lahan Jadi Lumbung Padi Produktif Lewat Program SAE

Reporter: Hendro |

Editor: Dede Sumeks |

Senin , 15 Sep 2025 - 19:07

MANFAATKAN: Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Empat Lawang memanfaatkan lahan yang sebelumnya kosong menjadi tempat menanam padi. -FOTO: HENDRO/SUMEKS-

EMPATLAWANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Empat Lawang tak henti berinovasi.

Mereka berhasil menyulap lahan menjadi lumbung padi produktif, membuktikan komitmennya dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.

Melalui program unggulan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), lapas ini tak hanya mencetak warga binaan yang terampil, tetapi juga berkontribusi nyata pada ketersediaan pangan lokal.

Salah satu langkah terbaru yang diambil adalah perawatan intensif pada persawahan padi. Para petugas dan warga binaan bahu-membahu melakukan pemupukan ulang untuk memastikan setiap bulir padi tumbuh optimal.

Uniknya, mereka menggunakan pupuk urea non-subsidi. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Di tengah keterbatasan pupuk bersubsidi, penggunaan pupuk non-subsidi menjadi solusi strategis untuk menjaga keberlanjutan dan produktivitas lahan.

Langkah ini juga menjadi cerminan stabilitas dan kemandirian lapas dalam menghadapi tantangan di lapangan.

Kepala Lapas Empat Lawang, Lamarta Surbakti mengatakan, program ini adalah wujud nyata dari filosofi pembinaan yang holistik.

“Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya menjaga keberlangsungan produksi pertanian, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif kepada warga binaan,” ujarnya.

Mereka diajarkan seluruh siklus penanaman padi. Mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, hingga panen. ‘’Ini adalah bekal berharga yang kelak akan membantu mereka kembali ke masyarakat sebagai individu yang produktif dan berdaya guna,’’ ujarnya.

Dikatakan, dengan perawatan dan pemupukan yang optimal, Lapas Empat Lawang berharap hasil panen padi akan melimpah.

lapas empat lawang sukses ubah lahan jadi lumbung padi produktif lewat program sae                            empatlawang, sumateraekspres.id - lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas iib empat lawang tak henti berinovasi.
mereka berhasil menyulap lahan menjadi lumbung padi produktif, membuktikan komitmennya dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. 
baca juga:lapas kayuagung tanam kelapa dan bagikan bibit ke masyarakat
baca juga:lapas muara enim tanam 350 bibit kelapa dukung program ketahanan pangan nasional
melalui program unggulan sarana asimilasi dan edukasi (sae), lapas ini tak hanya mencetak warga binaan yang terampil, tetapi juga berkontribusi nyata pada ketersediaan pangan lokal.
salah satu langkah terbaru yang diambil adalah perawatan intensif pada persawahan padi. para petugas dan warga binaan bahu-membahu melakukan pemupukan ulang untuk memastikan setiap bulir padi tumbuh optimal. 
uniknya, mereka menggunakan pupuk urea non-subsidi. keputusan ini bukan tanpa alasan. di tengah keterbatasan pupuk bersubsidi, penggunaan pupuk non-subsidi menjadi solusi strategis untuk menjaga keberlanjutan dan produktivitas lahan. 
langkah ini juga menjadi cerminan stabilitas dan kemandirian lapas dalam menghadapi tantangan di lapangan.
kepala lapas empat lawang, lamarta surbakti mengatakan, program ini adalah wujud nyata dari filosofi pembinaan yang holistik.
“melalui kegiatan ini, kami tidak hanya menjaga keberlangsungan produksi pertanian, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif kepada warga binaan,” ujarnya. 
mereka diajarkan seluruh siklus penanaman padi. mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, hingga panen.  ‘’ini adalah bekal berharga yang kelak akan membantu mereka kembali ke masyarakat sebagai individu yang produktif dan berdaya guna,’’ ujarnya.
dikatakan, dengan perawatan dan pemupukan yang optimal, lapas empat lawang berharap hasil panen padi akan melimpah.
baca juga:lapas empat lawang tanam padi, warga binaan dapat keterampilan dan dukung ketahanan pangan
baca juga:terobosan lapas kelas iia tanjung raja, sulap lahan terbengkalai jadi kebun cabai
hasil panen ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pangan internal lapas, tetapi juga berpotensi surplus yang dapat dimanfaatkan untuk program-program kemandirian lainnya. 
lebih dari sekadar panen padi, program ini adalah simbol dari harapan dan perubahan. lahan yang tadinya kosong kini menjadi ladang pengabdian, keterampilan, dan masa depan yang lebih baik. (eno/)