Dari Semak Jadi Kebun Jagung, Warga OKU Timur Sukses
PILIH JAGUNG: Amir (45), warga Desa Karang Jaya, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur memilih tanaman jagung karena mudah dirawat, harga stabil dan cocok dengan kondisi tanah. -FOTO: KHOLID/SUMEKS-
MARTAPURA, SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah isu ketahanan pangan yang menjadi fokus nasional, langkah sederhana dilakukan Amir (45), warga Desa Karang Jaya, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur.
Dengan tekad dan kerja keras, Amir mengubah lahan seluas kurang lebih 3/4 hektare, yang sebelumnya hanya berupa semak belukar menjadi sumber penghidupan baru yang produktif bagi keluarganya.
BACA JUGA:Lahan Tidur di 5 Ulu Palembang Disulap Jadi Kebun Jagung Produktif, Bulog Siap Tampung Hasil Panen
BACA JUGA:Sulap Pekarangan Sempit, Jadi Kebun Jagung
Dua tahun lalu, lahan tersebut hanya dipandang sebelah mata. Tak terawat, penuh semak, dan tidak memiliki nilai ekonomis.
Namun Amir melihat potensi. Sedikit demi sedikit ia mulai membersihkan, meratakan, dan mengolah tanah itu. Usahanya tidak instan, tetapi perlahan membuahkan hasil.
"Awalnya saya menanam berbagai jenis kebutuhan dapur untuk kemandirian pangan keluarga, sayur-mayur, cabai, dan ubi," kata Amir.
Setiap panen, hasilnya digunakan untuk konsumsi sendiri sehingga kebutuhan rumah tangga bisa ditekan.
Langkah itu menjadi pondasi bagi Amir untuk berpikir lebih jauh.Bagaimana lahan ini bisa meningkatkan ekonomi keluarga.
Setelah mencermati perkembangan pasar dan mendapatkan banyak informasi dari penyuluh pertanian, Amir kemudian memutuskan beralih menanam jagung.
Alasannya sederhana namun strategis. Harga jagung relatif stabil dan pemerintah telah menyiapkan regulasi penetapan harga yang memberi kepastian bagi petani.
“Jagung ini lebih menjanjikan. Selain lebih mudah dirawat, harganya juga sudah ada standar dari pemerintah. Jadi kami petani tidak was-was lagi,” ujar Amir.
Selain harga, tanaman jagung juga cocok dengan kondisi tanah di wilayah tersebut. Proses perawatan yang tak terlalu rumit membuat Amir bisa mengerjakan kebun tanpa harus meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai petani tradisional.
Hasilnya, lahan kurang dari satu hektare itu kini menjelma menjadi ruang hidup baru. Dari sinilah Amir dan keluarga memperoleh tambahan penghasilan yang cukup signifikan, terutama saat panen raya.
