Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Pertamina wujudkan mimpi warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang: bina UMKM dan skill hingga mendunia

Melalui program kolaboratif bersama Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, mereka tidak hanya diberi pelatihan dan peralatan, tetapi juga wadah pemasaran digital-Foto: IST-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di balik tembok tinggi Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang, semangat perubahan tumbuh subur. Suasana hangat terasa sejak memasuki area lembaga pemasyarakatan di Jalan Merdeka, Selasa (28/10/2025). Bukan sekadar jeruji besi dan penjagaan ketat, melainkan geliat usaha warga binaan yang kini mampu melahirkan karya dan produk bernilai tinggi berkat pembinaan dari Pertamina.

Mulai dari aroma roti hangat di Le Panile Bakery, olahan tempe, keripik, hingga karya tekstil khas Palembang seperti kain jumputan dan tenun songket, semua diproduksi langsung oleh tangan-tangan terampil warga binaan.

Melalui program kolaboratif bersama Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, mereka tidak hanya diberi pelatihan dan peralatan, tetapi juga wadah pemasaran digital melalui Website Sentra Industri SICANTIK (Cipta Karya Warga Binaan Terampil Inovatif dan Kreatif) — platform e-commerce pertama di Indonesia khusus bagi warga binaan.

BACA JUGA:Sidang Perdana Kasus Korupsi Revitalisasi Pasar Cinde: JPU Sebut Kerugian Negara Capai Ratusan Miliar Rupiah

BACA JUGA:Tren Belanja Online 2025: AI Shopping Assistant, Live Commerce, dan Keamanan Data Jadi Fokus Utama

Dari toko roti ke dunia digital

Tepat di depan gerbang Lapas berdiri Teras Café dan Toko Roti Le Panile. Para karyawan sekaligus warga binaan, seperti Hari Agustina, EN, dan MY, kini mengelola bisnis roti dengan omzet mencapai Rp3–5 juta per bulan.

Dalam sehari, mereka bisa memproduksi 40–80 roti berbagai varian. Semua proses mulai dari pengolahan bahan hingga penjualan dilakukan secara mandiri.

“Dulu kami tidak pernah membayangkan bisa punya keahlian seperti ini. Sekarang kami merasa punya harapan baru,” tutur Hari sambil tersenyum.

BACA JUGA:Bupati HM Toha: Pelatihan Migas di Cepu Jadi Kesempatan Emas bagi Generasi Muda Muba

BACA JUGA:Peserta PPRONAS 2025 Melonjak, Bukti Antusiasme Mahasiswa Pariwisata Kian Tinggi

Tenun, jumputan, dan cerita di balik saung

Melangkah lebih dalam ke area lapas, pengunjung akan menemukan pemandangan unik: saung-saung kecil tempat warga binaan tekun menenun dan membuat kain jumputan.

Rani, salah satu warga binaan, menjelaskan bahwa pembuatan satu stel songket bisa memakan waktu hingga 28 hari, sedangkan kain jumputan sekitar seminggu.

“Semua kami kerjakan dengan bahan alami dan pewarna organik,” ujarnya.

Dari hasil kerajinan ini, Rani dan rekan-rekannya mampu meraih laba antara Rp1–3 juta per bulan.

Menjahit asa dan kreativitas

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan