Jangan Malu Lapor, Identitas Dirahasiakan, Narkoba Sudah Racuni Masyarakat hingga Perdesaan
DESA BERSINAR: Kepala BNNP Sumsel dan Direktur Narkoba Polda Sumsel hadir sebagai narasumber seminar Desa Bersih dari Narkoba (Bersinar) di Hotel Novotel Palembang. Hadir GM Sumatera Ekspres, H Iwan Irawan dan Konselor BNNP Sumsel. - FOTO:EVAN/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Perang terhadap narkoba di Indonesia, khususnya wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) bukan jadi tanggung jawab aparat penegak hukum (APH) semata. Tapi butuh keterlibatan dan peran aktif dari semua pihak. Termasuk dengan pemerintah dan masyarakat di perdesaan.
Sebab, saat ini narkoba telah meracuni berbagai sendi kehidupan hingga ke wilayah perdesaan. Penegasan itulah yang disampaikan Kepala BNNP Sumsel, Brigjen Pol Hisar Siallagan SIK bersama Direktur Narkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Yulian Perdana SIK kepada ratusan kepala desa, ketua PKK dan pengurus karang taruna Kabupaten Muba.
“Prevalensi pengguna narkoba di Sumsel nomor dua terbanyak di Indonesia setelah Sumatera Utara. Itu data 2021. Kalau disurvei lagi sekarang, mungkin sudah nomor satu. Ini memprihatinkan,” bebernya, kemarin. Dengan prevalensi sekitar 5 persen, maka setidaknya ada sekitar 400 ribu jiwa warga Sumsel yang terpapar narkoba.
Karena itu, perang terhadap narkoba masuk jadi salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Dimulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga dan lingkungan tempat tinggal. “Peran bapak ibu Kades sangatlah besar. Terutama yang berkaitan dengan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi permintaan dan pasokan narkoba masuk ke Sumsel," jelas dia.
BACA JUGA:Begini Narkoba Pengaruhi Otak dan Bikin Kecanduan
Para kades tidak bisa sendiri. Perang terhadap narkoba harus diikuti keberanian dan dukungan warga. Termasuk untuk melaporkan peredaran dan par apengguna narkoba di wilayah masing-masing menjadi salah satu kunci utama dalam perang terhadap peredaran narkoba.
"Jangan malu untuk melapor, semua informasi akan kita rahasiakan,” tegas Hisar. Untuk pemakai atau pengguna narkoba yang ingin ‘sembuh’, bisa memanfaatkan program rehabilitasi. “Tidak akan kami pidana. Kami rahasiakan. Kami sangat senang, apalagi jika itu keinginan sendiri dari para pengguna," beber dia.
Salah satu yang mengkhawatirkan, pengguna narkoba saat ini didominasi usia produktif antara 15-59 tahun. Sangat berpengaruh dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Melalui Seminar Desa Bersih dari Narkoba (Desa Bersinar), diharapkan dapat memberikan kontribusi di dalam upaya pencegahan serta pemberantasan narkoba di wilayah desa.
Direktur Narkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Yulian Perdana menyebutkan narkoba saat ini telah merasuk ke sendi-sendi masyarakat hingga ke desa. Bahkan yang terjadi saat ini sangat memperihatinkan, karena melibatkan anak-anak dan ibu-ibu.Sepanjang 2024 tercatat sekitar 1.600 kasus narkoba. Tahun ini, hingga Oktober lalu sudah lebih dari 1.500 kasus narkoba yang berhasil diungkap.
BACA JUGA:Kades Ujung Tombak Pemberantasan Peredaran Narkoba di Desa, Bisa Koordinasi Aparat Penegak Hukum
Tahun lalu, pihaknya mengamankan barang bukti narkoba jenis ganja sebanyak 151.327,81 gram, ekstasi 178.888 butir dan sabu-sabu sebanyak 247.289,47 gram. Menyelamatkan setidaknya 2.981.998 jiwa. Sedangkan untuk Januari-Oktober 2025, kata Yulian pihaknya mengamankan 31.397,67 gram ganja, 77.172,62 gram sabu dan juga 226.236 butir pil ekstasi. Setidaknya menyelamatkan 1.255.666 jiwa. “Kami masih terus melakukan penyelidikan untuk membongkar jaringan besar narkoba di Sumsel sekaligus memutus mata rantai peredarannya," pungkas dia.
Narasumber lain,Kepala BNNK Musi Rawas sekaligus Koordinator P4GN Kabupaten Muba, AKBP Abdul Rahman dengan gambling mengatakan, tingkat peredaran dan pemakaian narkoba di Muba cukup tinggi. Sekitar 5-7 persen. “Muba sebagai daerah perlintasan narkoba dari daerah daerah lain seperti Jambi, Bengkulu, Linggau, Mura, dan Medan,” ujarnya.
